Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Dana Jangka Panjang Pengadaan Lahan Sangat Besar

LMAN juga diminta agar melakukan perhitungan kebutuhan sehingga perencanaan anggaran tidak mendadak.
Pengadaan lahan pada proyek jalan tol membutuhkan dana yang cukup besar./Bisnis
Pengadaan lahan pada proyek jalan tol membutuhkan dana yang cukup besar./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Manajemen Aset Negara menegaskan bahwa dana jangka panjang atau dana cadangan untuk pengadaan lahan memiliki potensi nilai yang besar.

Salah satu substansi dalam Perpres No. 66/2020 tentang Pendanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional adalah pembentukan dana jangka panjang atau dana cadangan.

Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Basuki Purwadi mengatakan bahwa dari dana yang belum terserap termasuk dana pengelolaannya, dapat dialokasikan menjadi dana jangka panjang atau dana cadangan. Untuk nilainya, angka akumulasi alokasi yang diperoleh LMAN sejak 2016 hingga saat ini sekitar Rp90 triliun.

"Sampai dengan saat ini yang sudah terserap atau yang sudah dibayarkan Rp53 triliun sehingga ada sekitar Rp37 triliun yang masih ada, posisi per tahun ini," kata Basuki menjawab pertanyaan Bisnis saat konferensi pers virtual LMAN, Jumat (26/6/2020).

Dia menjelaskan bahwa saat ini sudah ada pengajuan pendanaan, salah satunya dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pendanaan tahun ini sebesar Rp13,7 triliun. "Artinya masih adalah, dari Rp37 triliun dikurangi Rp13,7 triliun."

Lebih lanjut, kata Basuki, LMAN juga diminta agar melakukan perhitungan kebutuhan sehingga perencanaan anggaran tidak mendadak.

"Jadi, perhitungan kebutuhan untuk 1 tahun berapa, kalau untuk menutup kebutuhan 2 tahun berapa, 3 tahun berapa, supaya tidak dadakan, itu yang disebut pembentukan dana cadangan atau dana jangka panjang tadi," jelasnya.

Basuki mengemukakan bahwa berdasarkan data statistik yang ada, saat ini rata-rata penyerapan per tahun berkisar di angka Rp13 triliun hingga Rp15 triliun.

"Jadi, kalau untuk menutup kebutuhan tahun ini, insyaallah ada, untuk menutup tahun depan kalau kebutuhannya tidak melonjak, kalau masih sekitar Rp13 triliun—Rp15 triliunan, insyaallah masih ada. Namun, kalau tahun berikutnya lagi, sudah kosong nih, kas yang diberikan ke LMAN sudah kosong, makanya LMAN diminta perhitungan," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper