Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja pasar properti ritel diharapkan dapat berangsur membaik pada semester II/2020 seiring dengan kembali beroperasinya pusat perbelanjaan atau mal di sejumlah daerah setelah adanya pelonggaran pembatasan sosial.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan bahwa pasar properti ritel termasuk aktivitas pusat belanja pada semester I/2020 sebetulnya masih dikatakan cukup baik.
Pada semester satu tahun ini, kondisi pusat perbelanjaan masih tertolong pada aktivitas pada Januari dan Februari, serta sebagian Maret yang masih dalam kondisi normal meskipun setelah itu sebagian aktivitas para penyewa pada akhirnya ditutup sementara akibat Covid-19.
"Adapun, pada semester II/2020 diperkirakan sampai dengan akhir tahun kinerja maksimal hanya 50 persen," katanya pada Bisnis, Kamis (25/6/2020).
Hal ini bisa dimaklumi karena kondisi perekonomian nasional dinilai masih belum bisa bangkit dengan cepat seiring dengan adanya pelonggaran aktivitas dan menatap fase kenormalan baru atau new normal. Lagi pula, pusat perbelanjaan juga baru dibuka kembali beberapa hari belakangan ini dan tingkat kunjungan rata-rata hanya 20 persen hingga 30 persen.
Alphonzus mengatakan bahwa pemulihan pada aktivitas di pusat belanja kemungkinan baru benar-benar pulih secara normal jika Covid-19 dapat segera diatasi. Artinya, tidak menutup kemungkinan pasar akan pulih jika vaksin virus tersebut sudah ditemukan. "Jadi, target untuk tahun ini hanya 50 persen dari tahun lalu," tuturnya.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan bahwa tingkat kunjungan mal di DKI Jakarta masih sepi sejak dibukanya pusat belanja menyusul berlakunya pembatasan sosial berskala besar transisi.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 51 Tahun 2020, pengunjung mal juga masih dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas mal. Atas kondisi yang terjadi, pihaknya pun terus melakukan siasat agar tingkat kunjungan bisa membaik sehingga terjadi aktivitas penjualan.
"Kita yakinkan bahwa pengelola mal dan tenant sudah melakukan protokol kesehatan sehingga konsumen tidak usah takut ke mal," katanya.
Selain itu, kata dia, adanya pelbagai program diskon dari peritel seharusnya bisa mendorong dan jadi daya tarik pelanggan untuk datang ke mal tanpa menyampingkan protokol kesehatan. Dengan demikian, pasar ritel juga lambat laun bisa kembali bergairah.