Bisnis.com, JAKARTA –Implementasi program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke LPG 3 kilogram dinanti 660 nelayan di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menunggu realisasi bantuan 'konverter kit' dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke elpiji tiga kilogram bagi 660 nelayan di Mataram.
"Dari komunikasi terakhir kita, pemerintah akan memberikan bantuan 'konverter kit' bagi nelayan Mataram setelah pandemi Covid-19 selesai," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini di Mataram, Jumat (19/6/2020).
Mengacu realisasi bantuan konverter kit dari tahun-tahun sebelumnya, lanjut Sujihartini, bantuan diberikan sekitar bulan September atau Oktober. Hanya saja, realisasi diawali dengan undangan rapat sinkroninasi data calon penerima dan lainnya.
Sayangnya, untuk saat ini, tahapan itu belum ada informasi akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Namun, berbagai persyaratan 660 nelayan yang diusulkan mendapatkan bantuan sudah rampung.
"Sinkroninasi, verifikasi calon penerima 'by name by address' sudah kita lakukan dan memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan," katanya.
Tahun ini, berdasarkan data Ditjen Migas, total anggaran Ditjen Migas sebesar Rp 4.115,96 miliar, di mana 92,13 persen digunakan untuk pembangunan infrastruktur.
Adapun program untuk infrastruktur yakni pembangunan jargas sebanyak 266.070 SR di 49 lokasi, pembagian konverter kit BBM ke BBG untuk nelayan dan petani sebanyak 50.000 paket, konversi minyak tanah ke LPG 3 kg sebanyak 522.616 paket serta layanan infrastruktur dan studi KPBU 9 layanan.
Baiq menambahkan kriteria nelayan yang mendapatkan bantuan konverter kit antara lain nelayan kecil yang memiliki sampan di bawah 15 GT atau menggunakan mesin ketinting, dan sudah memiliki kartu nelayan.
Konverter kit BBM ke elpiji terdiri atas beberapa komponen, yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung elpiji 3 kilogram dan aksesoris lainnya.
Program konversi ini, sambung Baiq, dilakukan untuk menghemat biaya operasional yang dikeluarkan oleh para nelayan. Sejak beralih menggunakan gas, para nelayan hemat biaya operasional sekitar 40 hingga 60 persen.
"Satu tabung elpiji tiga kilogram sama halnya dengan membeli BBM sebanyak 5-7 liter, sehingga efisiensi bisa mencapai 50 persen," ujarnya.