Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah masa pandemi dan memasuki penerapan fase new normal, selain penerapan protokol kesehatan, faktor keterjangkauan harga properti harus menjadi perhatian pengembang untuk mendongkrak penjualan.
Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial Angra Angreni mengatakan bahwa untuk meningkatkan minat beli properti, selain protokol kesehatan, keterjangkauan harga juga masih menjadi nilai lebih dari suatu produk.
“Harga yang terjangkau masih menjadi faktor menarik bagi konsumen. Meskipun terdapat pandemi, umumnya calon user masih sangat concern terhadap harga atau biaya yang harus dibayarkan,” kata Angra kepada Bisnis, Kamis (18/6/2020).
Apalagi, pasar terbesar masih berasal dari kalangan menengah bawah dan juga milenial. Harga di kisaran Rp200-500 juta dinilai masih menjadi yang paling banyak diminati.
Sementara itu, penerapan protokol kesehatan saat pandemi juga menjadi faktor orang memilih properti. Hal ini tergantung bagaimana pengembang bisa mensosialisasikan dan menjamin prinsip kesehatan, kebersihan, dan keamanan dalam proyek atau unit yang dipasarkan.
“Misalnya dalam hal mengatur ruang gerak di dalam kawasan, bagaimana memisahkan bahkan membuat barrier antara zona bersih dan non-bersih, higienis itu sangat penting,” jelasnya.
Baca Juga
Selain itu, sebagai salah satu nilai tambah, pengembang juga perlu menyediakan fasilitas medis untuk kebutuhan darurat, area karantina yang terpisah dengan lainnya, menyediakan ruang steril.
Untuk hunian, ke depan unit bisa didesain lebih fleksibel dengan banyak ruang terbuka, ruang dan fasilitas olahraga, serta menyediakan juga fasilitas pendukung bagi yang bekerja dari rumah atau work from home (WFH).