Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyebut penumpang KRL yang menggunakan bus alternatif paling banyak berasal pada pemberangkatan dari Stasiun Bogor.
Kepala BPTJ Polana B. Pramesti mengatakan dari 82 unit bus yang disiagakan tercatat 75 bus beroperasi membawa penumpang sementara tujuh unit bus tidak beroperasi karena penumpang sudah terlayani KRL. Adapun, tujuh bus yang tidak beroperasi tersebut merupakan bus yang disiagakan di Stasiun Depok Baru tiga unit, Stasiun Cisauk dua unit, dan masing-masing satu unit di Stasiun Tangerang dan Stasiun Tanah Tinggi.
"Jumlah penumpang terbanyak tercatat berasal pada pemberangkatan dari Stasiun Bogor yaitu 706 orang yang diangkut dengan 30 bus sedang dan 7 bus besar. Realisasi operasional bus 90 persen," kata Polana dalam siaran pers, Senin (15/6/2020).
Sementara itu, lanjutnya, pemberangkatan dari Stasiun Bojong Gede mencatat jumlah penumpang sebanyak 181 orang yang diangkut dengan 10 bus sedang, Stasiun Cilebut sebanyak 73 orang yang diangkut dengan 10 bus sedang serta Stasiun Depok Baru hanya 17 penumpang yang diangkut dengan tujuh bus sedang.
Adapun, imbuhnya, lintas Bekasi – Jakarta tercatat 81 orang diberangkatkan dari Stasiun Cikarang dengan lima bus besar dan 85 orang diberangkatkan dari Stasiun Tambun dengan lima bus besar. Lintasan Tangerang Jakarta tidak banyak penumpang yang diangkut yaitu hanya dua orang dari Stasiun Batu Ceper.
Dia menuturkan operasional dimulai pada pukul 05.15 WIB dan berakhir pada pukul 08.30 WIB dengan selang waktu rata-rata 15 menit sekali. Protokol kesehatan seperti mengenakan maskser, dilakukan pengukuran suhu tubuh penumpang sebelum memasuki bus dan jaga jarak tetap diberlakukan dalam pelayanan bus ini.
Baca Juga
Dia menegaskan bahwa layanan ini bersifat dukungan, sehingga masyarakat diarahkan untuk dapat memanfaatkan layanan KRL terlebih dahulu. Bus alternatif baru dioperasionalkan dalam kondisi terjadi kepadatan jumlah penumpang KRL.
Polana menuturkan Pemprov DKI Jakarta ikut berpartisipasi dengan menyediakan 50 unit bus sedang, Pemerintah Kota Bogor dengan 10 unit bus sedang, sedangkan Kementerian Perhubungan 22 unit bus besar, sehingga kapasitas menjadi lebih memadai.