Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Mei Jadi yang Terendah Sejak 2009

Wabah Covid-19 memberikan pukulan yang dalam terhadap kinerja perdagangan Indonesia, termasuk di sisi impor.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/2/2020). Bisnis/ Paulus Tandi Bone
Aktivitas bongkar muat peti kemas di terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/2/2020). Bisnis/ Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Mei 2020 yang mencapai US$8,4 miliar menjadi yang terendah sejak 2009.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan nilai impor pada bulan lalu, mengalami penurunan yang cukup dalam, baik secara bulanan maupun tahunan. Dia mengatakan, penurunan impor yang sangat dalam tersebut patut diwaspadai karena akan berpengaruh terhadap laju industri dalam negeri.

“Impor Mei 2020 mengalami penurunan yang dalam sekali. Posisi impor Mei ini terendah sejak tahun 2009,” katanya dalam konferensi pers daring, Senin (15/6/2020).

Menurutnya, negatifnya kinerja dagang RI tersebut tak lepas dari adanya wabah Covid-19 yang melanda sebagian besar negara di dunia. Wabah itu menmebuat pemerintah memberlakukan pembatasan sosial sehingga berdampak ke pelemahan daya beli dan berbagai masalah lainnya.

Adapun, berdasarkan data BPS, realisasi impor  Mei 2020 mengalami penurunan 42,20 persen secara tahunan menjadi US$8,44 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$14,61 miliar.

Sementara itu, secara bulanan atau month-on-month (mom) impor pada Mei 2020 terjadi penurunan 32,65 persen dari posisi April 2020, yakni dari sebesar US$12,54 miliar menjadi US$8,44 miliar.

Suhariyanto menerangkan impor nonmigas turun 37,34 persen secara year-on-year (yoy), sedangkan impor migas turun tajam 69,87 persen.

Data BPS juga menunjukkan adanya penurunan nilai impor secara bulanan di mana impor migas turun 23,04 persen dan nonmigas 33,36 persen.

Dibandingkan dengan April, impor barang konsumsi turun 23,08 persen, bahan baku/penolong menyusut 34,66  persen, barang modal naik 29,01 persen.

Sementara itu, secara tahunan penurunan barang konsumsi turun 3983 persen, bahan baku/penolong menciut 43,03 persen, dan barang modal turun 40 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper