Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Impor Babak Belur, Neraca Dagang Mei Surplus

Kendati mencatatkan surplus neraca perdagangan pada Mei, namun capaian itu terjadi akibat anjloknya impor pada bulan yang sama.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. Bisnis
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Mei 2020 mencatatkan surplus US$2,09 miliar, sementara sepanjang Januari-Mei 2020 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus US$4,31 miliar

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus pada Mei ini kurang menggembirakan lantaran disebabkan oleh impor yang anjlok lebih dalam dibandingkan ekspor.

“Terciptanya surplus ini kurang menggembirakan karena ekspor turun dan impor turun jauh lebih dalam. Ekspor semua sektor tumbuh negatif, impor turun tajam. Penurunan ini perlu diperhatikan dan diwaspadai karena akan berpengaruh besar ke pergerakan industri kita,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers daring, Senin (15/6/2020).

Sementara itu, BPS juga melaporkan kinerja ekspor Mei 2020 mencapai US$10,53 miliar, turun 28,95 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$14,83 miliar. Adapun secara bulanan, realisasi ekspor pada Mei menunjukkan penurunan 13,40 persen dari posisi April 2020, yang sebesar US$12,16 miliar.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan ekspor secara tahunan tersebut disebabkan oleh turunnya ekspor migas maupun non migas ke posisi yang cukup dalam. Sementara itu secara bulanan, ekspor migas mengalami kenaikan walaupun tidak dapat mengompensasi turunnya ekspor nonmigas.

Di sisi lain, secara bulanan month-on-month (mom) impor pada Mei 2020 terjadi penurunan 32,65 persen dari posisi April 2020, yakni dari sebesar US$12,54 miliar menjadi US$8,44 miliar.

Dia menerangkan impor non migas turun 37,34 persen secara year-on-year (yoy), sedangkan impor migas turun tajam 69,87 persen.

Data BPS juga menunjukkan adanya penurunan nilai impor secara bulanan di mana impor migas turun 23,04 persen dan nonmigas 33,36 persen.

Dibandingkan dengan April, impor barang konsumsi turun 23,08 persen, bahan baku/penolong menyusut 34,66  persen, barang modal naik 29,01 persen.

Sementara itu, secara tahunan penurunan barang konsumsi turun 3983 persen, bahan baku/penolong menciut 43,03 persen, dan barang modal turun 40 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper