Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah pusat dikabarkan mengubah rencana relokasi industri asal Amerika Serikat dan Jepang yang semula di Brebes ke daerah Batang akibat proses pembebasan lahan yang belum optimal.
Rencana pemindahan lokasi relokasi industri, kendati tak sesuai dengan rencana awal, tetap menjadi salah momentum peningkatan investasi bagi Jawa Tengah (Jateng) di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid - 19.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo mengatakan bahwa pemerintah Jateng sangat optimis lahan yang ditawarkan bakal menarik minat investor yang akan melakukan relokasi industri.
"Sangat optimis kalaupun diarahkan ke Batang. Pemprov Jateng tetap siap karena tata ruangnya sudah sesuai walau status lahannya milik PTPN," kata Prasetyo kepada Bisnis, Rabu (10/6/2020) kemarin.
Prasetyo menambahkan secara umum wilayah Jateng sangat siap untuk menampung industri dari manapun. Pasalnya selain Batang, Jateng telah menyiapkan beberapa kawasan lain yang diperuntukan untuk menampung investasi.
Penyiapan kawasan-kawasan ini beriringan dengan pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot di semua daerah di Jateng baik itu kawasan pantai utara, selatan, hingga jalur tengah.
Baca Juga
"Kebumen juga tanahnya siap, sudah dikuasai Pemda dan bisa diperluas. Sebentar lagi ada tol Cilacap - Yogyakarta," imbuhnya.
Adapun baik Kawasan Industri Brebes (KIB) dan Kawasan Industri Batang merupakan dua kawasan unggulan yang mendapat perhatian khusus pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi Jateng.
Operasional dua kawasan tersebut, termasuk Kawasan Industri Kendal (KIK), diharapkan bisa menopang pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang pada 2023 ditargetkan bisa tumbuh di angka 7 persen.
Tiga kawasan industri ini secara teknis memiliki posisi strategis dan terkoneksi dengan infrastruktur yang mumpuni baik dari darat (kereta api, jalur Pantura, dan Tol Trans Jawa), Pelabuhan Tanjung Emas dan Patimban serta Bandara Kertajati (untuk KIBrebes) dan Bandara Ahmad Yani di Semarang.
Kendati demikian, menurut Prasetyo sampai saat ini belum ada penunjukkan resmi dari pemerintah pusat terkait perubahan tempat dari KIB ke Batang. "Belum [ada]," ujarnya singkat.
Dalam catatan Bisnis, saat wawancara virtual dengan Direktur Utama (Dirut) Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Rahmadi Nugroho yang merupakan pengembang KI Brebes Mei lalu, secara prinsip perusahaan sebenarnya siap menampung relokasi industri asal AS.
Hanya saja, saat itu dia mengungkapkan bahwa dalam pengembangan perseroan membutuhkan investasi yang cukup besar. Total sampai dengan operasional KI Brebes investasi yang dibutuhkan di kisaran Rp20 triliun. Total investasi itu termasuk untuk kepentingan pembebasan lahan seluas 3.976 hektare senilai Rp4 triliun.
"Kita harapannya pengadaan lahan bisa dilakukan serentak. Supaya menekan spekulan lahan," ungkapnya waktu itu.