Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2020, Pendapatan Intiland Turun 6,4 Persen

Pendapatan pengembang properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini turun sebesar 6,4 persen menjadi Rp830,6 miliar.
Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi yang merupakan salah satu klien Sribu memberikan pemaparan saat diskusi media di Jakarta, Kamis (27/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi yang merupakan salah satu klien Sribu memberikan pemaparan saat diskusi media di Jakarta, Kamis (27/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pendapatan pengembang properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini turun sebesar 6,4 persen. Pada kuartal I/2020, pendapatan DILD tercatat Rp830,6 miliar atau turun dari Rp887,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Proyek mixed-use dan gedung bertingkat menopang pendapatan DILD selama kuartal pertama tersebut, disusul oleh pendapatan berulang dan produk residensial. 

Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi mengatakan bahwa penurunan tersebut salah satunya dikarenakan pasar properti yang masih belum pulih. Hampir semua segmen juga mengalami penurunan.

"Terutama akibat penurunan dari pendapatan segmen mixed-use dan gedung bertingkat serta residensial [jika dibandingkan dengan tahun lalu]. Penurunan juga dipengaruhi oleh pasar properti yang masih soft selama kuartal pertama tahun 2020," katanya, Jumat (12/6/2020).

Development revenues berkontribusi sebesar Rp546,8 miliar pada kuartal pertama atau menurun 25,1 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp730,5 miliar. 

Sementara itu, pendapatan berulang atau recurring revenues tercatat sebesar Rp159,6 miliar atau naik tipis 1,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp157,1 miliar. 

Kemudian, ada tambahan kontribusi sebesar 14,9 persen sebesar Rp 124,1 miliar yang berasal dari dampak implementasi aturan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 72 mengenai Pengakuan Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

"Tidak ada pendapatan dari implementasi standar akuntansi baru pada 2019 karena standar akuntansi baru tersebut mulai berlaku pada 1 Januari 2020," kata dia.

Theresia mengatakan bahwa kontribusi tertinggi dari total pendapatan selama kuartal pertama berasal dari proyek mixed-use dan segmen gedung bertingkat sebesar Rp455,1 miliar (54,8 persen), pendapatan berulang Rp159,6 miliar (19,2 persen), diikuti pendapatan dari penerapan standar akuntansi baru Rp124,1 miliar (14,9 persen), dan residensial Rp91,7 miliar (11,0 persen). 

Pendapatan yang berasal dari segmen residensial didapat dari proyek di Graha Natura, Serenia Hills, Talaga Bestari, Griya Semanan dan Magnolia Residence. Selain itu, adanya penjualan 3,2 hektare lahan di Gunung Anyar, Surabaya sebesar Rp58,3 miliar sebagai kelanjutan dari penjualan transaksi aset non-inti tahun lalu.

"Sementara pendapatan dari proyek mixed-use dan gedung bertingkat dihasilkan dari penjualan Graha Golf, Rosebay, Aeropolis dan Regatta. Itu pengakuan pendapatan dari proyek-proyek bertingkat terjadi karena penyerahan unit kepada pelanggan," kata dia.

Adapun untuk proyek-proyek gedung bertingkat yang sedang dibangun, kata Theresia, pendapatan tidak lagi berdasarkan progres konstruksi karena berlakunya penerapan PSAK 72. Pendapatan tersebut akan diakui pada saat penyerahan ke konsumen. 

Sementara itu, pendapatan berulang berasal dari penyewaan ruang perkantoran, ritel, fasilitas olahraga, serta fasilitas standar factory building di kawasan industri. Di sisi lain, selama kuartal pertama Intiland tidak mencatat adanya pendapatan dari segmen kawasan industri. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper