Bisnis.com, JAKARTA – Terminal Kijing, salah satu proyek strategis nasional (PSN), rencananya akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini dengan total investasi yang telah digelontorkan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mencapai Rp14,45 triliun.
Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Subagiyo mengatakan saat ini pelaksanaan pembangunan fisik konstruksi Terminal Kijing hingga akhir Mei 2020 telah mencapai sekitar 60 persen dan ditargetkan akan selesai pada pada November 2020.
"Dengan demikian, sebagian dari pembangunan Terminal Kijing ini akan bisa beroperasi pada akhir 2020,” kata Subagiyo dalam siaran pers, Kamis (11/6/2020).
Pembangunan Terminal Kijing telah dimulai sejak 2018, yaitu diawali dengan ditandatanganinya perjanjian Konsesi Pembangunan dan Pengusahaan Terminal Kijing antara Kementerian Perhubungan dan IPC pada Juli 2018. Perjanjian konsesi ini meliputi pemberian hak kepada IPC untuk melakukan pembangunan dan pengusahaan jasa kepelabuhanan dengan jangka waktu perjanjian konsesi selama 69 tahun.
Terminal Kijing, lanjutnya, merupakan pengembangan dari Pelabuhan Pontianak dan menjadi salah satu PSN dengan tujuan untuk mengantisipasi dan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Pontianak. Saat ini, kondisi Pelabuhan Pontianak sulit untuk dikembangkan khususnya dalam melayani kapal yang lebih besar dikarenakan kendala teknis berupa kedalaman alur yang dangkal dan sedimentasi yang tinggi.
Dia menuturkan pembangunan Terminal Kijing yang dilaksanakan oleh IPC ini dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama total investasi pembangunan adalah sebesar Rp14,45 triliun dan ditargetkan akan mulai beroperasi sebagian pada akhir 2020.
Baca Juga
Menurutnya, meskipun beberapa bulan terakhir Indonesia masih dilanda wabah pandemi Covid-19. Namun pembangunan infrastruktur di Indonesia termasuk pembangunan Terminal Kijing terus berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
“Adapun rencana pembangunan Kijing ini meliputi pembangunan sisi laut [offshore] dan pembangunan sisi darat [onshore] yang berada di dalam lahan seluas 200 Ha tersambung oleh trastle sepanjang 3,5 Km,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan beberapa fasilitas yang akan dibangun di Terminal Kijing ini nantinya meliputi empat Zona yaitu Zona Petikemas dengan total kapasitas 1.950.000 Teus/tahun (Tahap I : 950 Teus/tahun dan Tahap II : 1.000.000 Teus/tahun), Zona Curah Cair dengan total kapasitas sebesar 12.180.000 ton/tahun (Tahap I : 8.340.000 ton/tahun dan Tahap II : 3.840.000 ton/tahun).
Adapun, Zona Kering dengan total kapasitas sebesar 15.000.000 ton/tahun, dan Zona Multipupose dengan total kapasitas sebesar 1.000.000 ton/tahun (Tahap I : 500.000 Ton/Tahun, Tahap II : 500.000 Ton/Tahun).
Sementara, pada tahap pertama, lanjut Subagiyo beberapa fasilitas yang dibangun antara meliputi lapangan Terminal Petikemas ukuran 1.000 m x 100 m, lapangan sisi darat seluar 13, 8 Ha, Trestle ukuran 3.450 x 19,8 m, dengan estimasi kapasitas pada terminal petikemas sebanyak 500.000 Teus dan estimasi kapasitas Terminal Multipurpose sebanyak 500.000 ton.