Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang rumah bersubsidi berharap bisnis perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) kembali pulih menyusul wacana kenormalan baru atau new normal.
Bisnis rumah bersubsidi tak lepas dari dampak sentimen virus corona jenis baru Covid-19. Akibatnya, penjualan anjlok signifikan karena salah satunya adanya pembatasan sosial yang menghambat aktivitas pemasaran.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Daniel Djumali mengatakan bahwa sektor properti bersiap menghadapi kenormalan baru.
Konsep normal baru memungkinkan sejumlah sektor bekerja seperti semula, akan tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Daniel mengatakan bahwa sektor properti sebetulnya sudah melakukan hal tersebut.
"[Jika wacana ini diterapkan], kita harap [bisnis rumah subsidi] bisa seperti dulu meskipun nantinya mungkin [aktivitas] enggak normal-normal amat, akan tetapi ini ada kesamaan, di tempat atau proyek saya sudah dijalankan semua protokol Covid-19," katanya pada Bisnis pada Selasa (26/5/2020).
Daniel juga mengatakan bahwa selama ini semua bentuk transaksi dan yang berhubungan dengan konsumen seperti pengiriman berkas sudah melalui sarana digital sehingga aktivitas secara fisik dapat ditekan.
Kemudian, di lokasi proyek yang masih jalan pun sudah mengikuti semua anjuran dari pemerintah. Dengan demikian, bisnis rumah bersubsidi memang benar-benar sudah siap sejak awal.
Hanya saja, kata Daniel, ada hal lain yang lebih penting untuk diperhatikan jika kenormalan baru ini diterapkan. Pihaknya berharap ada dukungan semua pihak terkait seperti perbankan, Badan Pertanahan Nasional dan instansi lainnya.
Selama ini, pengembang mengeluhkan pelayanan sejumlah instansi yang tidak optimal di tengah wabah Covid-19 sehingga realisasi kredit pemilikan rakyat (KPR) tersendat. Apalagi, perbankan juga lebih selektif dalam penyaluran KPR.
Sebelumnya, Ketua Umum Apersi Junaidi Abdillah juga berharap agar ada kreasi dari sektor terkait menyusul wacana penerapan normal baru, di tengah anjloknya penjualan rumah subsidi.
"Justru kondisi new normal yang kita harapkan segera diatur. Banyak hal yang harus mengalami perubahan dalam masa Covid-19 kali ini, sesuatu yang tidak normal perlu kreasi seluruh pihak sehingga industri properti harus tetap tumbuh," tuturnya kepada Bisnis.
Untuk itu, dia menyarankan agar ada solusi konkret yang menyeluruh supaya nantinya antara eksekutor dan regulator dapat menjalankan fungsinya dengan baik.