Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu produsen gas alam cair atau liqufied natural gas (LNG) terbesar di dunia yaitu Qatar Petroleum berencana untuk menigkatkan efisiensi untuk merespons harga komoditas yang sangat rendah di pasaran.
Dikutip dari Bloomberg, CEO Qatar Petroleum Saad Al-Kaabi mengatakan bahwa pihaknya berencana mengurangi pengeluarannya sebesar 30 persen.
Namun, pemangkasan anggaran tersebut tidak akan memengaruhi rencana produksi atau ekspansi perseroan pada saat ini.
Pasalnya, Qatara Petroleum tidak akan memangkas belanja modal untuk proyek-proyek yang akan memengaruhi produksi atau perkembangan proyek di masa depan.
"Belanja modal untuk proyek penting tetap berlanjut," ujarnya seperti yang dikutip pada Senin (25/5/2020).
Qatar Petroleum bakal meningkatkan efisiensi dengan memangkas sejumlah tenaga kerja dan beberapa investasinya.
Meskipun Al-Kaabi tidak membeberkan lebih detail berapa banyak pekerja yang akan dipangkas, tapi dia mengatakan pihaknya akan memulai pemangkasan tersebut setelah libur Hari Raya Idulfitri beberapa hari ke depan.
Sekadar informasi, perusahaan minyak dan gas di dunia mengurangi pengeluarannya seiring dengan rendahnya harga komoditas LNG di pasaran.
Adapun, harga di Eropa dan Amerika Serikat jatuh di bawah US$1,5 per mmbtu dari harga sebelumnya yang hampir menyentuh US$12 per mmbtu pada puncaknya tahun lalu.
Sementara itu, untuk pasar Jepang dan Korea sebagai acuan pasar di Asia, harga LNG dijual pada kisaran US$2 per mmbtu.
Qatar dinilai menjadi salah satu negara yang bisa bersaing dalam keadaan harga LNG yang rendah mengingat biaya produksinya yang juga relatif tidak besar.
"Jika kita berhenti menjual LNG karena biaya, ada sesuatu yang sangat salah di pasar LNG," katanya.
Qatar berencana meningkatkan produksi LNG-nya melalui ekspansi multistage. Negara di Teluk Persia tersebut bermaksud untuk memperluas kapasitas ekspor LNG tahunannya dari 77 juta ton menjadi 110 juta ton pada 2024 dan menajdi 126 juta ton pada 2027.
Qatar Petroleum akan mengundang perusahaan minyak utama AS Exxon Mobil Corp, Chevron Corp dan ConocoPhillips untuk mengadakan pembicaraan untuk membentuk usaha patungan untuk mengembangkan fase pertama proyek setelah menunjuk kontraktornya pada bulan Desember.
Terlepas dari rencana pemotongan biaya, QP mencari peluang untuk berinvestasi dalam proyek-proyek di seluruh dunia, terutama di mana kondisi pasar yang sulit telah menurunkan biaya investasi, kata Al-Kaabi.