Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha jasa pengiriman ekspres menghadapi tiga tantangan utama saat pandemi virus corona dan pasca pandemi. Ketiga tantangan tersebut yakni biaya SDM, likuiditas perusahaan, dan kepastian operasional.
Ketua DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi mengatakan saat ini terdapat tiga tantangan utama perusahaan anggotanya dalam menghadapi pandemi virus Covid-19 dan antisipasi pasca pandemi dengan kemunculan normal baru.
Saat ini terdapat tiga jenis usaha yang terdampak virus corona di sektor jasa kurir yakni perusahaan yang masih beroperasi dengan kondisi normal karena memiliki tipe basis pelanggannya ritel dan terlibat perdagangan online, perusahaan yang turunkan volume produksi kiriman karena fokus kiriman internasional atau kiriman antar negara atau bisnis ke bisnis (B to B), serta yang perusahaan terganggu arus kasnya.
"Semua perusahaan sudah alami gangguan cash flow, hanya saja kadar gangguannya berbeda-beda. Gangguan cash flow serius ini akan berdampak, kalau tidak ada penanganan dan penyelesaian Covid-19 dalam 5-6 bulan ke depan," jelasnya dalam diskusi web seminar, Rabu (20/5/2020).
Dia menyebut tantangan sektor jasa pengiriman ekspres ke depan terkait tantangan biaya SDM. Pasalnya, industri ini termasuk sektor padat karya, dimanapengiriman barang fisik tak bisa digantikan teknologi, sehingga perlu meningkatkan kinerja SDM dan tetap bekerja dalam kondisi normal karena faktanya saat ini kondisi tidak normal.
Bagi perusahaan yang volume pengirimannya masih stabil tantangannya meningkatkan semangat SDM, sementara perusahaan yang volumenya turun tajam perlu meminta pengertian tinggi dari SDM-nya yang bahkan beberapa sudah meliburkan karyawannya.
Baca Juga
Tantangan kedua yakni likuiditas perusahaan. Hal ini dialami hampir semua perusahaan karena kewajiban biaya tetap dan variabel yang tetap karena adanya kontrak kredit, sehingga perlu nafas cash flow yang lebih dalam.
Tantangan ketiga yakni kelancaran operasional karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) baik yang resmi maupun tak resmi mengganggu ke kecepatan pengiriman barang sehingga berimplikasi ke biaya bertambah.
"Kami harapkan pandemi akan segera berhenti, saat ini kami berusaha jasa pengiriman bisa tetap baik dan berjalan sebagai last man standing membantu masyarakat," katanya.