Bisnis.com, JAKARTA - Jasa pos dan logistik dipastikan bakal berkolaborasi dengan marketplace dagang-el dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di era 'kenormalan baru' yang tengah dimasuki oleh warga dunia, termasuk Indonesia.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika M. Ramli mengatakan terdapat 4 pilar yang menjadi penopang kehidupan ekonomi digital Tanah Air dalam kondisi 'kenormalan baru' tersebut.
"Kolaborasi antara telekomunikasi, pos dan logistik, marketplace, dan produsen UMKM merupakan oksigen dalam kondisi new normal," ujar Ramli dalam web seminar nasional bertajuk Kontribusi Pos dan Logistik Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19 (The New Normal), Rabu (20/5/2020).
Ke depan, jelas Ramli, pilar-pilar yang menjadi penopang tersebut akan menjadi mesin utama dalam memroses tingginya potensi belanja daring di Indonesia. Selama pandemi, transaksi belanja dari di Indonesia dilaporkan meningkat 400 persen dan diprediksi bakal terus berlanjut.
Platform marketplace, lanjutnya, akan mendapat persaingan dari perusahaan ritel besar hingga minimarket yang juga membuka layanan daring.
Data McKinsey & Company menyebutkan pada 2020 estimasi jumlah pekerjaan di Indonesia yang didukung oleh platform dagang-el mencapai lebih dari 16 juta dan diprediksi bertambah menjadi lebih dari 26 juta pada 2022.
Baca Juga
Data Mckinsey memerinci, pada 2022 akan ada lebih dari 17 juta pemilik dan karyawan UMKM berbasis daring, sekitar 9 juta pekerja pendukung UMKM seperti bidang produksi atau pemasaran produk. Kemudian, ada sekitar 250.000 pekerja logistik dan kurang lebih 100.000 pekerja di platform e-tailing.
Dalam pelaksanaannya, proses ekonomi digital di era 'kenormalan baru' tersebut didukung oleh operator seluler untuk kesiapan layanan, antara lain PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk., PT XL Axiata Tbk., PT Hutchison 3 Indonesia, PT Smartfren Telecom Tbk., dan STI 4G: 620.