Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) masih mengekspektasikan adanya perbaikan pada neraca pembayaran Indonesia (NPI) setelah mengalami defisit besar pada kuartal I/2020 ini.
NPI pada kuartal I/2020 tercatat mengalami defisit hingga US$8,54 miliar, berbanding terbalik dengan kuartal IV/2019 yang surplus sebesar US$4,27 miliar.
Menurut BI, perbaikan NPI pada kuartal-kuartal ke depan bakal ditopang oleh perkiraan perekonomian domestik yang membaik di tengah pandemi Covid-19.
Defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) diperkirakan akan lebih rendah dari 2 persen PDB seiring dengan lebih dalamnya penurunan impor ketimbang penurunan ekspor.
Kinerja neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan akan kembali surplus ditopang oleh capital inflow pada kuartal-kuartal ke depan setelah besarnya outflow pada kuartal I/2020.
Selain itu, investasi langsung diproyeksikan masih akan menopang neraca transaksi modal dan finansial bersama dengan investasi jenis lainnya.
Baca Juga
"Ke depan, BI akan terus mewaspadai berbagai risiko eksternal dan domestik yang dapat memengaruhi kinerja NPI sebagai dampak dari penyebaran Covid-19," ujar BI dalam keterangan resminya.