Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Siap Tambah Produktivitas Sawah Transmigrasi

Upaya intensifikasi ini sendiri dilakukan mengingat produktivitas rata-rata padi di wilayah transmigrasi hanya berkisar di angka 2–3 ton per ha, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5 ton per ha.
Petani membajak sawah menggunakan traktor tangan di Desa Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (2/5/2020). - ANTARA
Petani membajak sawah menggunakan traktor tangan di Desa Samahani, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (2/5/2020). - ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi bakal mendorong produksi padi nasional lewat intensifikasi 509.000 hektare (ha) pada area sawah yang berada di wilayah transmigrasi.

Proses intensifikasi ini bakal dilaksanakan pada masa tanam kedua yang dimulai pada Mei sebagai wujud penguatan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19.

"Intensfikasi kita upayakan dimulai pada musim kering ini. Kami telah berdiskusi dengan Kementan dan Kemenristek berkaitan dengan bibit yang tidak butuh banyak air," kata Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar dalam konferensi pers pada Kamis (14/5/2020).

Adapun 509.000 ha lahan ini merupakan bagian dari total 1,8 juta ha lahan pertanian di seluruh wilayah transmigrasi nasional.

Upaya intensifikasi ini sendiri dilakukan mengingat produktivitas rata-rata padi di wilayah transmigrasi hanya berkisar di angka 2–3 ton per ha, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5 ton per ha.

Abdul menjelaskan intensifikasi lahan pertanian di wilayah transmigrasi ini bakal mencakup 234 desa yang tersebar di Mesuji (Lampung), Banyu Asin (Sumatera Selaran),  Bangka Belitung,  Kubu Raya, (Kalimantan Barat), Kapuas (Kalimantan Tengah), Barito Kuala (Kalimantan Selatan), Kutai Timur (Kalimantan Timur, Boalemo (Gorontalo), Bungku (Sulawesi Tengah), serta Luwu Timur (Sulawesi Selatan).

Lokasi-lokasi tersebut menjadi fokus lantaran telah memenuhi sejumlah syarat intensifikasi yang mencakup ketersediaan lahan dan tenaga kerja, ketersediaan bibit unggul dan pupuk, infrastruktur mekanisasi dan irigasi, unit penggilingan padi, serta adanya penjamin serapan panen atau off taker.

Jika program intensifikasi ini berhasil, Abdul memperkirakan total padi yang dihasilkan dari 509.000 ha ini dapat mencapai 5 juta ton dengan pertanaman sebanyak dua kali dalam setahun. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 2 juta ton beras dan bisa memenuhi kebutuhan konsumsi bagi 16 juta penduduk.

"Kalau ini berhasil dan menghasilkan 5 juta ton beras, dengan konsumsi beras per orang per tahun 125 kilogram, maka bisa memberi makan 16 juta penduduk," ujar Abdul.

Dia menjelaskan sumber anggaran program intensifikasi ini berasal dari dana desa sebesar RpRp263 serta Rp94 miliar dari program padat karya intensifikasi padi. Upaya intensifikasi 509.000 ini pun sekaligus menjadi uji coba sebelum intensifikasi diperluas ke lahan pertanian sisanya yang mencapai 1,3 juta ha.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper