Bisnis.com, JAKARTA – Peringatan Gubernur The Fed Amerika Serikat (AS) Jerome Powell tentang ekonomi mendorong bursa saham merosot. Menteri Keuangan Steven Mnuchin pun turun tangan berusaha meredakan kegelisahan investor.
“Saya pikir apa yang dikatakan Gubernur Fed adalah bahwa ada kemungkinan risiko penurunan yang signifikan,” ujar Mnuchin kepada Fox News pada Rabu (13/5/2020) waktu setempat.
“Tapi di sisi lain, jika AS membuka kembali ekonominya secara perlahan dan hati-hati, tahun depan kita akan kembali memiliki ekonomi yang hebat seperti yang kita miliki sebelumnya,” ucapnya yakin, seperti diberitakan Bloomberg, Kamis (14/5/2020).
Dalam acara virtual yang diselenggarakan oleh Peterson Institute for International Economics di Washington pada Rabu (13/5), Powell mengatakan ekonomi AS menghadapi risiko-risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi virus corona, jika para pembuat kebijakan fiskal dan moneter tidak bertindak.
“Pemulihan mungkin membutuhkan waktu untuk mengumpulkan momentum dan berlalunya waktu dapat mengubah masalah likuiditas menjadi masalah solvabilitas,” ungkap Powell.
“Dukungan fiskal tambahan bisa mahal, tetapi layak jika membantu mencegah kerusakan ekonomi jangka panjang dan membawa kita ke pemulihan yang lebih kuat,” tambahnya.
Baca Juga
Menyusul pidato yang disampaikan Powell, indeks S&P 500 ditutup melemah 1,75 persen atau 50,12 poin ke level 2.820, level terendah sejak akhir April, pada perdagangan Rabu (13/5).
Sebagai respons pidato Powell, Mnuchin menyampaikan pesan yang lebih optimistis. Dia mengungkapkan telah mendengarkan pidato itu dan kemudian berbicara dengan Powell melalui telepon.
Mnuchin dan sejumlah pejabat Fed telah mengatakan bahwa kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 tidak sebanding dengan krisis keuangan.
“Model ekonomi tidak benar-benar memprediksi ini. Ini bukan situasi biasa,” tutur Mnuchin.
Meski Powell menyinggung soal dukungan fiskal tambahan, Mnuchin berpendapat bahwa belum ada tindakan yang diperlukan dalam segera. Dia juga menolak usulan Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk meluncurkan paket stimulus tambahan senilai US$3 triliun dan berpendapat tidak ada urgensi untuk pengeluaran tambahan.
“Mari kita simpan uang ini dalam perekonomian, mari kita ambil waktu selama 30 hari ke depan dan berpikir baik-baik. Jika kita perlu mengeluarkan lebih banyak uang, kita akan kembali dan melakukannya,” katanya..