Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumbang PDB 2,77 Persen, Sektor Properti Butuh Akselerasi

Indonesia masih rendah dibandingkan Thailand 8,30 persen, Malaysia 20,53 persen, Filipina 21,09 persen dan Singapura 23,34 persen.
Pekerja beraktifitas di proyek pembangunan perumahan di Bogor, Jawa Barat, Senin (30/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pekerja beraktifitas di proyek pembangunan perumahan di Bogor, Jawa Barat, Senin (30/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia berharap pemerintah memberi dorongan yang lebih besar lagi terhadap sektor properti Tanah Air menyusul masih rendahnya kontribusi sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Eddy Hussy mengatakan kontribusi sektor ini ke PDB hanya 2,77 persen. Dari data 2019 itu, Indonesia masih rendah dibandingkan dengan Thailand 8,30 persen, Malaysia 20,53 persen, Filipina 21,09 persen dan Singapura 23,34 persen.

Dia mengatakan bahwa sektor properti yang berhubungan dengan 175 industri ikutannya (backward linkage), secara tidak langsung bisa mendorong segala sektor lainnya yang juga akan ikut tumbuh (forward linkage). Untuk itu, pemerintah harus memperhatikan betul sektor ini.

"Kami harap perhatian pemerintah lebih besar apalagi pertumbuhan PDB hanya 2,77 persen sedangkan yang lain besar hingga 23 persen. Apabila kita 8 persen saja maka bisa besar dampaknya. Untuk itu harus ada dukungan regulasi," katanya, Kamis (14/5/2020).

Eddy memaparkan kajian Universitas Indonesia (UI) pada 2011 silam itu menunjukkan sektor properti dapat dikatakan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi.

Belum lagi, sektor properti juga mendorong pertumbuhan setiap daerah terkait dengan pembangunan perumahan dan segala subsektor propertinya. "Kemudian, timbulah UMKM yang juga bisa bertumbuh bagi perekonomian [sekitarnya]," tuturnya.

Ketua Apindo bidang Properti dan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar mengatakan bahwa pemerintah seharusnya bisa melihat industri properti ini sebagai kepanjang tanganan pemerintah. Hal ini mengingat pengembang membangun segala jenis properti.

"Kalau tidak ada pengembang, mana ada yang namanya kota mandiri bauk skala menengah atau skala kecil. Jangan dilihat hanya membangun komersil semata, tetapi juga perumahan nasional yang dibangun dan memberikan kontribusi untuk masyarakat itu sendiri," kata Sanny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper