Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Bawang Merah Turun, Ekspor Justru Naik Tiga Kali Lipat

Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan mencatat ekspor bawang merah pada kuartal pertama tahun ini mencapai 19 ton.
Petani menjemur bawang merah di desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P.
Petani menjemur bawang merah di desa Pujon Kidul, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan mencatat adanya kenaikan ekspor bawang merah selama periode Januari—Maret tahun ini. Ekspor terjadi ketika harga komoditas pangan tersebut mulai memperlihatkan tren kenaikan seiring dengan pasokan yang berkurang karena panen yang mundur.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kasan Muhri mencatat bahwa ekspor bawang merah pada kuartal pertama tahun ini mencapai 19 ton. Jumlah tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Saya agak surprise bawang merah. Ada informasi adanya masalah ketersediaan ini karena faktor produksi yang mengalami penurunan sekitar 30 persen. Justru, Januari sampai Maret saya mencatat ekspor bawang sekitar 19 ton," kata Kasan dalam webinar pangan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), Kamis (14/5/2020).

Kasan mengemukakan bahwa ekspor di tengah pandemi tidak bisa dihindari seperti halnya pangan. Selain ekspor bawang merah yang mencatatkan kenaikan, tuturnya, terdapat pula kenaikan ekspor buah-buahan meski hanya sekitar 1 persen.

"Dalam situasi seperti ini, bukan tidak mungkin beberapa ekspor pangan itu juga akan terjadi.Ekspor pangan ke Korea Selatan dan Uni Emirat Arab tetap terjadi. Saya kira tidak menutup kemungkinan bahwa dua sisi, dari impor dan ekspor pangan dalam situasi Covid-19 itu tetap terjadi," lanjutnya.

Ekspor bawang merah Indonesia sepanjang 2019 tercatat mencapai 8.665 ton dengan nilai US$10,45 juta, capaian tersebut cenderung naik dibandingkan dengan ekspor bawang merah pada 2018 dengan volume 5.227 ton senilai US$6,46 juta.

Adapun, dari segi produksi, Kementerian Pertanian mencatat selama periode April sampai Juni pasokan akan mencapai 391.188 ton dengan stok akhir pada Maret berjumlah 285.676 ton. Dengan kebutuhan sebesar 346.478 ton, neraca pada akhir Juni diperkirakan mencapai 330.386 ton.

Kondisi pasokan bawang merah telah beberapa kali menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Dalam rapat terbatas mengenai bahan pangan pokok pada Rabu (13/5/2020), Presiden mencurigai adanya permasalahan stok dan distribusi serta permainan harga yang memicu harga bawang merah dan gula masih tinggi di pasaran.

"Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi atau stoknya kurang atau ada yang sengaja permainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar?" tutur Jokowi saat membuka rapat terbatas virtual, Rabu (13/5/2020).

Dia mencatat harga untuk bawang merah masih berada di level Rp 52.000 per kg. Padahal harga bawang merah pada kondisi normal biasanya berada di kisaran Rp32.000 per kg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper