Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mencatat pengeluaran pemerintah menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020. Hal ini diikuiti dengan perlambatan konsumsi rumah tangga dan koreksi negatif pada lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT).
Presiden Jokowi menjabarkan bahwa dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebesar 2,84 persen pada tiga bulan pertama tahun ini. Kemudian, konsumsi pemerintah sebesar 3,74 persen.
“Namun, tolong dilihat konsumsi untuk LNPRT, yang mengalami kontraksi sampai minus 4,91 persen. Ini agar benar-benar dilihat secara detail konsumsi LNPRT,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas rencana pagu indikatif RAPBN tahun anggaran 2021 melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Dalam situasi yang dianggap tidak normal ini, Jokowi meminta agar penyaluran bantuan sosial dari pemerintah pusat, daerah, dana desa sudah diterima oleh seluruh masyarakat. Selain itu, dia juga mendorong agar program padat karya harus dipastikan berjalan dalam waktu dekat ini.
"Minggu-minggu ini, program padat karya tunai harus dipastikan sudah jalan di lapangan dan Bansosnya sudah diterima masyarakat," ujarnya.
Adapun, perlambatan konsumsi rumah tangga juga tercermin pada inflasi April 2020. Periode ini angka inflasi tercatat sebesar 0,08 persen, atau lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan bahwa inflasi jelang Ramadhan tahun ini merupakan fenomena tidak normal. Dia menyebut, biasanya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa menjelang bulan puasa meningkat.
"Tapi akibat pandemi Covid-19 ini, kita lihat pola inflasi melambat, permintaan barang dan jasa juga rendah,” jelasnya.
Apabila, melihat tren 5 tahun terakhir, angka inflasi Indonesia selalu melonjak ketika mendekati bulan puasa. Tak jarang lonjakan ini mulai tampak sejak 2 - 3 bulan sebelumnya.
Pada 2019 misalnya, setelah mengalami deflasi 0,08 persen pada Februari, Indonesia mengalami inflasi 0,11 persen pada Maret. Memasuki April, atau sebulan jelang Ramadhan, angkanya melonjak menjadi 0,44 persen.