Bisnis.com, JAKARTA — Pengembang properti PT Bumi Serpong Damai Tbk. bersikap realistis terhadap kondisi perekonomian yang tidak pasti akibat virus corona jenis baru atau Covid-19.
Alih-alih ekspansi menambah cadangan lahan (landbank), emiten properti dengan kode saham BSDE ini lebih memilih menjaga arus kasnya agar tetap stabil. Lagi pula, BSDE masih memiliki cadangan lahan ribuan hektare.
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya tidak memungkiri bahwa menambah cadangan lahan di saat kondisi seperti ini merupakan momen yang belum terpikirkan perseroan.
"Dalam kondisi sekarang lebih bijak kalau kita jaga cashflow dulu [daripada belanja lahan]," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (5/5/2020).
Berdasarkan laporan keuangan 2019, BSDE tercatat masih memiliki total cadangan lahan 3.803 hektare senilai Rp12,06 triliun. Namun, Hermawan mengklaim bahwa secara konsolidasi BSDE memiliki lahan sekitar 4.700 hektare untuk dikembangkan.
"Lahan yang terbesar di BSD City Serpong," katanya.
Baca Juga
Tanah yang belum dikembangkan BSDE tersebut tersebar di sejumlah daerah seperti Bogor, Surabaya, Tangerang, Jakarta, Cibubur, Makassar, Palembang, Bekasi, Samarinda, dan Balikpapan.
Sementara itu, BSDE juga tengah mengembangkan lahan di sejumlah proyeknya antara lain BSD City, Kota Wisata, Grand City, Grand Wisata, Manado, Banjar Wijaya, Legenda Wisata, South Gate, Taman Permata Buana, Klaska Residence, Apartemen Akasa, Kota Bunga, dan Upper West.
Aksi ekspansi BSDE dalam belanja lahan ke depan kemungkinan besar menunggu kondisi pulih. Apalagi, belum pastinya kapan Covid-19 akan mereda.
"Kami akan lihat perkembangan pandemi Covid-19 yang berimbas ke semua sendi kehidupan termasuk ekonomi," tuturnya.
BSDE merupakan salah satu pengembang properti yang memiliki aset dan cadangan lahan jumbo. Perusahaan ini memiliki aset sebesar Rp54,44 triliun dan masuk dalam lima besar raja properti di Tanah Air.