Bisnis.com, JAKARTA - Tahun ini industri properti diproyeksikan tidak akan tumbuh cemerlang menyusul adanya pelbagai sentimen yang menghambat industri ini di awal tahun.
Senior Director Leads Property Services Indonesia Darsono Tan mengatakan bahwa pertumbuhan sektor properti tahun ini akan terkoreksi hingga level 0 persen. Sepanjang tahun ini, sektor properti akan mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2019.
"Pertumbuhan kemungkinan tahun ini akan stagnan di angka 0 persen, atau 1 persen hingga 2 persen secara umum," kata Darsono pada Bisnis.com, Senin (4/5/2020).
Berdasarkan catatan Bisnis.com, rerata setiap tahunnya industri properti tumbuh 5 persen. Adapun, sejumlah pihak sebelumnya memproyeksikan industri ini bisa tumbuh dikisaran 5 persen hingga 8 persen di tahun ini.
Darsono mengatakan bahwa beberapa subsektor mengalami tekanan hebat akibat sentimen virus corona jenis baru atau Covid-19. Salah satunya adalah subsektor ritel.
"Subsektor ritel pastinya negatif. Saat ini memasuki survival mood. Subsektor yang diharapkan masih banyak transaksi mungkin residensial karena adanya beberapa proyek baru," katanya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Leads Property, subsektor hotel juga mengalami pukulan telak mengingat selama kuartal I/2020 tingkat hunian telah turun secara signifikan menjadi 20 persen hingga 30 persen dan diprediksi terus menurun jika wabah ini belum dapat diatasi.
Sejalan dengan itu, pengembang properti juga saat ini mengalami kesulitan untuk memasarkan produknya akibat adanya pembatasan sosial. Belum lagi, sebagian masyarakat juga kemungkinan menunda pembelian rumah yang sebelumnya direncanakan akibat adanya pemotongan gaji.
Di sektor industri, lanjut Darsono, industrialis juga cenderung berhati-hati. Beberapa industri yang tidak memiliki korelasi dengan produk kesehatan diperkirakan akan mengalami perlambatan dalam bisnis.
Darsono mengatakan bahwa pemerintah juga memperkiraan pertumbuhan ekonomi Tanah Air di tahun ini berada di angka 2,0 persen sampai dengan 2,5 persen atau terendah sejak krisis 1998.
Melihat angka tersebut, maka banyak sektor bisnis termasuk properti harus mengantisipasi penurunan yang signifikan. Sejalan dengan itu, dia juga memperkirakan bahwa butuh beberapa bulan agar bisnis properti kembali pulih lantaran harus mengantisipasi apakah ada efek lanjutan setelah pandemi corona ini.