Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Jurus PT Bukit Asam (PTBA) Agar Tetap Menjual Batu bara di Tengah Pandemi Covid-19

PT Bukit Asam Tbk mencari pasar baru untuk menjual produk batu baranya di tengah kebijakan lockdown di India akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Arviyan Arifin memberikan keterangan saat paparan kinerja di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Arviyan Arifin memberikan keterangan saat paparan kinerja di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk mencari pasar baru untuk menjual produk batu baranya di tengah kebijakan lockdown di India akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan penjualan batu bara perusahaan akan terkena dampak akibat kebijakan lockdown, salah satunya yang dilakukan oleh India. India melakukan lockdown akibat Covid-19 di mana sejumlah pelabuhan di negara tersebut tak lagi menerima kapal yang masuk termasuk tongkang batu bara.

"Kami masih bisa cari pasar alternatif baru. Alternatif pasar baru menjual batu bara ke negara Brunei Darussalam," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Niaga PT Bukit Asam Adib Ubaidillah menuturkan terjadinya lockdown di India belum tercermin pada kinerja perusahaan kuartal I-2020. Namun, dia memprediksi dampak kebijakan lockdown di India akan terasa pada kuartal II/2020 mengingat India merupakan pasar ekspor yang besar.

"Dampaknya baru akan terasa di kuartal II. Sampai saat ini India masih melakukan lockdown dan terakhir diperpanjang sampai 14 Mei. Memang India merupakan salah satu tujuan terbesar untuk batu bara kalori medium termasuk PTBA," terangnya.

Untuk mengantisipasi penurunan penjualan di kuartal II/2020 perusahaan mulai mencari pasar yang baru. Perusahaan akan masuk ke beberapa negara seperti Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Korsel hingga Hong Kong.

"Mencari pasar baru ke Brunei. Lalu dapat pasar baru ke Thailand, Vietnam, Hongkong, Korea masih bisa masuk," ucapnya.

Selain itu, pencarian pasar baru untuk ekspor ke negara yang terdampak Covid-19 ini merupakan langkah untuk mensubsitusi penjualan domestik yang tengah tertekan. Terlebih, PT Perusahaan Listrik Negara telah mengajukan penurunan pembelian batu bara dari PTBA.

"Serapan energi listrik untuk dalam negeri slow down sehingga serapan batu bara rendah. Pada April dan Mei ini, PLN sudah mengajukan penurunan pembelian batu bara PTBA, jumlahnya signifikan. Namun kami mencoba mensubsitusi penjualan PLN ini ke pasar ekspor yang tak terdampak Covid-19," tuturnya.

Adapun kinerja PTBA pada kuartal I tahun ini untuk penjualan masih mengalami peningkatan sebesar 2,1 persen atau naik menjadi 6,8 juta ton dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 6,6 juta ton. Volume produksi mengalami sedikit kontraksi sekitar 2,8 persen yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi khususnya pada awal tahun.

Sementara itu untuk angkutan batu bara dengan menggunakan kereta api mengalami peningkatan sebesar 12,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni dari 5,8 juta ton menjadi 6,5 juta ton. Adib menegaskan kinerja perusahaan pada kuartal I/2020 masih sangat baik di tengah Covid 19 dan harga batu bara yang tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper