Bisnis.com, BALIKPAPAN – Pandemi Covid-19 atau virus corona membuat aktivitas dunia kerja terbatas, sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di lapangan dan fokus pada penyelesaian tugas di rumah.
Project Coordinator Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V Balikpapan dan Lawe-Lawe, Djoko Koen Soewito mengatakan bahwa Covid-19 berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja untuk pembangunan proyek kilang.
“Tentunya akan ada kendala. Yang harusnya bisa kita lakukan penambahan tenaga kerja tapi tidak memungkinkan,” katanya di Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (4/5/2020).
Meski begitu, Djoko menjelaskan bahwa target penyelesaian pembangunan tidak akan berubah. Hingga April, progresnya sudah 15,77 persen.
“Kebetukan sekarang kan masih engineering, belum konstruksi. Saat konstruksi masih bisa dikejar. Target masih sama,” jelasnya.
Proyek strategis nasional ini dikejar selesai pada 2023. Saat fase puncak konstruksi, diperkirakan bakal menyerap 15.000 tenaga kerja. Kilang diprediksi memberi sumbangan untuk ekonomi nasional hingga 1,6 persen.
Perluasan RU V diprediksi mampu menampung hingga 100.000 barel per hari. RDMP juga akan meningkatkan kualitas produk dari BBM dari setara Euro II menjadi Euro V.
Region Manager Communication & CSR Kalimantan, Roberth MV Dumatubun mengatakan bahwa Corona membuat turun permintaan bahan bakar minyak (BBM) domestik. PT Pertamina (Persero) akan melakukan pemeliharaan kilang sekaligus menurunkan kapasitas operasi kilang untuk menjaga keseimbangan produksi.
Berdasarkan data internal, sejak Maret lalu, permintaan bensin terus mengalami penurunan rata-rata 17 persen. Diesel turun rata-rata 8 persen dan avtur turun 45 persen.
Sejalan dengan penerapan PSBB, permintaan BBM di kota-kota besar tercatat mengalami penurunan di atas 50 persen. Tertinggi adalah Jakarta dan Bandung yang turun hampir 60 persen.
Secara nasional penurunan permintaan BBM mencapai 35 persen dibandingkan dengan rata-rata Januari hingga Februari. Selain penurunan di BBM retail, penurunan permintaan juga terjadi untuk konsumen industri mengingat banyak yang berhenti beroperasi.
Pertamina akan memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan pemeliharaan kilang, di antaranya adalah Kilang RU. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kehandalan kilang. Dengan begitu, ketika kondisi sudah kembali normal kilang sudah siap beroperasi optimal.
“Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kilang akan dilakukan secara bertahap, yaitu untuk kilang Balikpapan I akan dilakukan mulai tanggal 20 hingga 30 April dan dilanjutkan dengan kilang Balikpapan II yang direncanakan pada tanggal 1 hingga 31 Mei 2020,” jelas Roberth.