Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak PSBB, Pasar Perkantoran Hadapi Tantangan Berat

Seiring dengan adanya perpanjangan PSBB, penyewa disarankan agar dapat meminta penangguhan biaya sewa.
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro An
Karyawan beraktivitas di sebuah gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (18/3/2020)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro An

Bisnis.com, JAKARTA — Tantangan berat menanti pasar perkantoran sepanjang tahun ini menyusul adanya kebijakan terkait wabah virus corona atau Covid-19 seperti pembatasan sosial berskala besar yang berujung pada tutupnya aktivitas sebagian perusahaan yang tak dikecualikan.

Ketika memasuki kuartal kedua, Senior Director Leads Property Darsono Tan memproyeksikan bahwa pasar perkantoran yang berada di area pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta akan makin tertekan.

"Tahun 2020 akan menjadi periode yang menantang bagi pasar perkantoran di CBD Jakarta. Covid-19 telah secara drastis mengganggu pasar perkantoran di CBD Jakarta yang ditunjukkan oleh aktivitas leasing yang melambat," ujar Darsono, Minggu (3/5/2020).

Saat ini, pasar perkantoran mengalami penurunan sisi permintaan. Darsono mengatakan bahwa keterbatasan aktivitas bisnis terjadi seiring adanya kebijakan pemerintah setempat berupa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran wabah Covid-19.

Dia mengatakan bahwa beberapa proyek perkantoran di CBD juga berpotensi mengalami keterlambatan karena efek PSBB tersebut. Belum lagi, terhambatnya bahan material dari China mengingat kegiatan impor berhenti sementara.

Seiring adanya PSBB yang diperpanjang tersebut, maka penyewa disarankan agar dapat meminta penangguhan biaya sewa sebagai upaya kesinambungan bisnis. Lagi pula, penyewa juga kemungkinan besar akan memperpanjang masa sewa daripada merelokasi ruang sewa selama kondisi seperti saat ini.

Adapun, pihaknya mencatat bahwa harga sewa kotor rata-rata menyentuh Rp352.940 per meter persegi per bulan atau tertekan sekitar 2,4 persen secara luartalan (quarter to quarter/qoq) atau 4,6 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sementara pasar perkantoran strata-title, harga rata-rata di CBD Jakarta tercatat Rp57.570.000 per meter persegi atau turun sebesar 2,5 persen qoq atau 2,6 persen yoy.

"Karena pandemi, penyewa [gedung kantor] mungkin telah meminta sewa gratis selama bulan-bulan yang tidak produktif. Namun, biaya layanan wajib [dibayarkan] untuk pengelolaan gedung," ujarnya.

Di sisi lain, selama kuartal I/2020 tidak ada pasokan tambahan untuk pasar CBD Jakarta. Pasokan diproyeksikan masuk pada kuartal II/2020 seluas 115.000 meter persegi dari proyek RDTX Place 98.500 meter persegi dan Lippo Thamrin 16.500 meter persegi.

Darsono juga mengatakan bahwa selama kuartal pertama, penyerapan pasar perkantoran hanya seluas 18.700 meter persegi. Aktivitas sewa masih terjadi di selama 2 bulan pertama dan kemudian melambat pada Maret sehingga secara kuartal angka tersebut terbilang rendah. 

"Sektor-sektor seperti IT dan co-working masih mengincar untuk ditempati di daerah CBD karena banyak tuan tanah yang masih menawarkan sewa yang kompetitif," tuturnya. 

Darsono menjelaskan bahwa pada kuartal pertama tersebut pihaknya mencatat bahwa tingkat hunian mencapai 75,9 persen. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper