Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Federal Reserve Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menahan suku bunga di kisaran level saat ini dan berjanji untuk mempertahankannya hingga ekonomi AS kembali pulih.
Dalam rapat kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berakhir Rabu (29/4/2020) waktu setempat atau Kamis (30/4/2020) dini hari WIB, para pembuat kebijakan memutuskan mempertahankan Fed Funds Rate di level 0 persen - 0,25 persen.
Menurut Gubernur The Fed Jerome Powell, pandemi virus corona (Covid-19) telah membawa ekonomi AS ke kondisi "berhenti tiba-tiba" dan tidak dapat dipastikan berapa lama perlambatan akan berlangsung.
“Aktivitas ekonomi kemungkinan akan turun dengan laju yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kuartal kedua [2020],” tutur Powell dalam suatu konferensi pers pada Rabu.
“Mungkin ini artinya ekonomi akan membutuhkan lebih banyak dukungan dari kita semua, jika pemulihan ingin menjadi kuat,” tambahnya, seperti dilansir melalui Bloomberg.
Para pembuat kebijakan juga secara bulat menyatakan akan menggunakan alat-alat yang dimilikinya dan bertindak sesuai kebutuhan untuk mendukung ekonomi. Selain itu, The Fed memperingatkan bahwa pandemi Covid-19 akan membebani ekonomi dalam jangka menengah.
Baca Juga
Berulang kali Powell juga menekankan pentingnya kebijakan fiskal dan mengatakan "ini bukan waktunya" membiarkan kekhawatiran tentang ukuran defisit federal untuk menghambat besarnya tanggapan yang dilancarkan.
Pernyataan tersebut lebih kurang mengulangi pernyataan dalam rapat kebijakan lalu pada 15 Maret yang mengatakan Komite The Fed akan mempertahankan kisaran target suku bunga acuan di kisaran nol.
Hal itu dilakukan sampai yakin bahwa ekonomi AS telah melewati peristiwa-peristiwa baru-baru ini serta berada di jalurnya untuk mencapai lapangan kerja maksimum dan target stabilitas harga.
“Saya pikir semua orang menderita, tetapi saya rasa mereka yang paling tidak mampu menanggungnya adalah mereka yang kehilangan pekerjaan," kata Powell.
Hanya beberapa jam sebelum The Fed menelurkan keputusannya, Departemen Perdagangan AS melaporkan ekonomi AS menyusut 4,8 persen secara tahunan pada kuartal I/2020, kontraksi pertama sejak 2014 yang saat itu mencatat minus 1,1 persen.
Tak hanya membukukan penurunan terburuk sejak 2008, kontraksi pada kuartal pertama itu juga lebih buruk daripada proyeksi median ekonom dalam survei Bloomberg untuk penurunan 4 persen.
Kontraksi tersebut dialami karena upaya yang dilancarkan pemerintah untuk membendung persebaran virus corona telah memaksa banyak perusahaan di AS tutup dan konsumen tidak keluar dari rumah masing-masing.