Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terinfeksi Corona, Rencana Produksi Batu Bara 2020 Berpotensi Direvisi

Virus corona menyebabkan pebisnis batu bara pusing tujuh keliling. Opsi revisi rencana kerja dan anggaran belanja pun terbuka.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA – Pengusaha tambang batu bara diperkirakan akan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) di tengah tekanan pandemi virus corona (Covid-19).

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli menuturkan dampak yang terjadi akibat Covid -19 di luar dari perkiraan, termasuk perusahaan tambang. 

Perusahaan harus mengambil alternatif lain untuk meminimize dampak yang terjadi termasuk merevisi target. 

Saat ini banyak perusahaan harus melakukan lockdown terbatas atau istilah umumnya PSBB sehingga berpengaruh pada operasi produksi. Hal ini karena umumnya karyawan perusahaan tambang itu lintas daerah dan negara. 

"Jadi perusahaan harus benar-benar memastikan bahwa karyawan yang kembali ke wilayah operasi harua steril dari Covid-19 ini. Misalnya dengan memberlakukan isolasi untuk karyawan yglang kembali dari cuti selama 15 hari di tempat yang sudah ditentukan," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (30/4/2020). 

Hal itu secara otomatis akan mempengaruhi tingkat produksinya termasuk juga yang bekerja di konstruksi akan diperlakukan sama.

Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan review terhadap pencapaian rencana kerjanya sehingga mau tidak mau harus merivisi RKAB yang telah disetujui pemerintah di akhir tahun 2019.

"Saya kira akan banyak perusahaan yang melakukan revisi RKAB dikondisi saat ini," tutur Rizal. 

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Sektor Minerba Irwandy Arif  menuturkan hingga kini belum ada perusahaan tambang yang mengajukan penurunan RKAB. 

"Sepertinya belum ada yang mengajukan penurunan, malah ada yang meminta kenaikan," katanya. 

Direktur & Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk (BRMS) Dileep Srivastava mengatakan kondisi produksi dan penjualan saat ini tak ada masalah. Kendati demikian, pihaknya meninjau bulan depan dan menyesuaikan yang sesuai berdasarkan kondisi pasar.

"Kami terlibat dalam dialog berkelanjutan dengan pihak berwenang mengenai hal ini," ucapnya. 

Untuk diketahui, Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara sepanjang tahun ini mencapai 550 juta ton.

Adapun berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi ekspor hingga kini mencapai 95,89 juta ton atau sebesar 24,28 persen dari rencana ekspor 395 juta ton. Realisasi produksi hingga kini mencapai 184,2 juta ton atau sebesar 33,49 persen dari rencana produksi 550 juta ton. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper