Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minta Tunda Bangun Smelter, Freeport Tetap Ingin Ekspor Konsentrat Tembaga

PT Freeport Indonesia berharap pemerintah tetap memberikan izin mengekspor konsentrat tembaga meski perusahaan itu mengajukan permohonan penundaan pembangunan smelter. 
Suasana lokasi penambangan tembaga dan emas Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di dekat Timika, Papua./Antara/Muhammad Adimaja
Suasana lokasi penambangan tembaga dan emas Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di dekat Timika, Papua./Antara/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – PT Freeport Indonesia berharap pemerintah tetap memberikan izin mengekspor konsentrat tembaga meski perusahaan itu mengajukan permohonan penundaan pembangunan fasilitas pemurnian mineral atau smelter selama setahun. 

Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan apabila nantinya Kementerian ESDM mengabulkan permohonan penundaan proses pembangunan smelter selama setahun, ini diharapkan tidak berdampak pada ekspor perusahaan. 

Untuk diketahui, rekomendasi ekspor diberikan seiring dengan progres pembangunan smelter. Setiap 6 bulan sekali, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan evaluasi progres smelter. Apabila progres smelter tidak mencapai minimum 90 persen dari rencana kerja, Kementerian ESDM tak akan memberikan surat rekomendasi ekspor.

Tahun lalu, PTFI mendapatkan kuota ekspor 746.953 wet ton konsentrat tembaga. Untuk tahun ini PTFI dapat mengekspor 1.069.000 wet ton konsentrat tembaga.

"Harapannya tetap disetujui penundaan pembangunannya. Ekspor tetap dilakukan, kami yakin bahwa ini kontribusi kepada devisa negara," ujarnya dalam media briefing secara virtual pada Selasa (28/4/2020).

Menurutnya, apabila Freeport berhenti operasi, akan berdampak pada keadaan ekonomi daerah dan Indonesia. "Kami berharap tetap produksi dan ekspor. Tentunya pemerintah perlu mengevaluasi secara berkala. Tentu ada parameter, tergantung ESDM bagaimana."

Pihaknya terus berkomitmen menyelesaikan pembangunan smelter. Hal itu dapat terlihat dari evaluasi pembangunan smelter pada Januari 2020 yang melampaui dari syarat yang ditetapkan pemerintah yakni mencapai 4,88% dari yang direncanakan 4,09%. 

"Proses pembangunan smelter sudah berjalan cukup baik sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah dengan progres melebihi 90 persen sebagaimanya disyaratkan. Bahkan, progress terakhir lebih dari 100 persen," kata Tony.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper