Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) yang mendapat tugas untuk mengimpor daging kerbau asal India mengaku kesulitan merealisasikan hal tersebut. Kebijakan karantina wilayah alias lockdown yang diberlakukan di negeri Bollywood dipastikan membuat pemasukan daging kerbau ke Tanah Air tertunda sampai Mei mendatang.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, mengemukakan kondisi tersebut berimbas pada keterlambatan importasi daging kerbau tahap awal sebanyak 5.000 ton yang seharusnya terealisasi pada Maret sampai Mei 2020. Bulog mendapatkan penugasan impor dari pemerintah 100 ribu ton untuk tahun ini.
"Bulog terkendala karena ada kebijakan lockdown di India yang diperkirakan berlangsung sampai 3 Mei 2020," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat Virtual bersama Komisi VI DPR RI pada Senin (20/4/2020).
Sampai saat ini, stok daging kerbau yang masih disimpan di seluruh gudang Bulog tercatat berjumlah 97,41 ton. Pada 2020 lalu, perusahaan tersebut juga mendapat penugasan impor daging kerbau sebanyak 100.000 ton meski tidak direalisasikan seluruhnya.
Kendala impor ini pun sempat disampaikan Perum Bulog dalam RDP dengan Komisi IV belum lama ini. dalam paparannya, Budi Waseso mengatakan pengajuan impor daging kerbau sejatinya telah diajukan pihaknya sejak awal 2020. Kendati demikian, Budi mengatakan bahwa izin impor baru dikantongi Bulog ketika India mulai memberlakukan karantina wilayah.
Keluhan serupa pun disampaikan PT Berdikari (Persero) yang mengantongi izin impor sebanyak 50.000 ton daging kerbau tahun ini. Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara mengemukakan bahwa pemasukan daging kerbau kemungkinan akan terealisasi pada pekan kedua atau ketiga Mei mendatang. Hal ini akan tergantung pada kebijakan India, apakah akan mencabut lockdown atau justru mempanjangnya.
Baca Juga
"Kondisi kami sama seperti Bulog. Kami berharap paling cepat awal Mei sudah bisa mulai impor berangsur-angsur," ujarnya.
Meski importasi daging kerbau menghadapi kendala, Harry mengatakan bahwa Berdikari juga menyiapkan alternatif pasokan daging, yakni daging sapi asal Brasil. Dia menjelaskan bahwa pihaknya mendapat penugasan impor daging sapi asal Negeri Samba sebesar 10.000 ton sepanjang 2020.
Untuk tahap awal, perusahaan menargetkan dapat merealisasikan impor sebanyak 2.000 ton yang mulai diproses pada April ini. Harry menjelaskan bahwa lampu hijau dari Kementerian Pertanian pun telah diberikan.
"Kami sedang menunggu izin impor dari Kementerian Perdagangan, kalau izin dari Kementerian Pertanian sudah keluar," kata Harry.