Bisnis.com, JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan perlu langkah-langkah positif untuk mengeluarkan investasi dari tekanan di tengah pandemi Covid-19.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini, seluruh dunia dalam kondisi yang tertekan karena ketidakpastian dampak wabah virus corona, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, perlu membangun rasa optimimistis.
“Ini momentum untuk kita menyiasati di balik persoalan yang ada, [pintu keluar] selalu terbuka lebar,” paparnya dalam Market Sounding Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Karian-Serpong, Jumat (17/4/2020).
BKPM mengakui realisasi investasi di Indonesia bakal terkoreksi besar pada 2020, sebagai dampak Covid-19. Namun, Bahlil menekankan investasi mesti berada di garda terdepan untuk menciptakan lapangan kerja serta mendorong penerimaan pajak, sehingga nantinya situasi ekonomi membaik.
Pihaknya akan memfasilitasi dan membantu proses perizinan investasi hingga tingkat pelaksanaan konstruksi dan tahap final. Hal ini diklaim telah dilakukan selama 4 bulan terakhir, baik untuk investasi dari dalam negeri maupun luar negeri.
Untuk itu, dia menyambut baik upaya-upaya yang dilakukan untuk tetap menggerakaan investasi di tengah kondisi ini. Salah satunya adalah market sounding yang dilakukan secara daring untuk proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) SPAM Karian-Serpong.
Baca Juga
“Saya pikir ketika sudah selesai proses tender, proses finalisasi, maka BKPM akan membantu penuh siapapun yang penjadi pemenang tender pada proses akhir nanti,” ujar Bahlil.
BKPM menyampaikan jika nantinya tender dimenangkan oleh investor asing, maka dipastikan akan ada kerja sama dengan pengusaha lokal sesuai ketentuan yang ada.
“Untuk di air ini, modal paling maksimal 95 persen, maka pasti ada joint venture. Saya yakin investasi Rp2,21 triliun untuk SPAM Karian-Serpong ini bukan hanya suplai air ke rakyat Jakarta, tapi juga mampu memberikan daya ketahanan air bawah tanah di DKI Jakarta,” tambah Bahlil.
SPAM Karian-Serpong merupakan proyek dengan prakarsa badan usaha (unsolicited). Adapun pemrakarsa proyek ini yaitu K-Water, LG International, PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Proyek ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp2,21 triliun dengan masa kontrak 33 tahun. Adapun pengembalian investasi dilakukan lewat mekanisme tarif air.