Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Ramadan, Pemerintah Masih Punya Pekerjaan Rumah

Kesiapan pasokan dan stok barang menjelang Ramadan dibutuhkan, agar daya beli masyarakat tidak terlalu tertekan.
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono

Bisnis.com, JAKARTA — Kesiapan pasokan dan stok barang, khususnya pangan menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan pemerintah jelang Ramadan.

Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Handito Joewono mengatakan selama ini, masalah kesiapan pasokan barang menjadi persoalan apalagi menjelang bulan puasa dan Lebaran.

Oleh sebab itu, persoalan itu perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19 di mana produksi tidak segencar seperti biasanya.

Belum lagi, karena Covid-19 ini distribusi barang juga terhambat, sehingga menyebabkan pasokan barang di beberapa tempat belum tentu aman, meskipun produsen masih melakukan aktivitas produksi secara normal.

“Kesiapan [pasokan] barang yang selama ini jadi persoalan tetap perlu mendapat perhatian, khususnya barang yang dibutuhkan selama Ramadan dan Lebaran. Hanya saja pelaku usaha rasanya tidak akan berharap terlalu banyak akan terjadi lonjakan permintaan pada periode ini,” kata Handito, Jumat (17/4/2020).

Handito menilai saat ini para pelaku usaha memahami jika penjualan tidak setinggi biasanya mengingat banyaknya masyarakat yang terdampak Covid-19 dan mempengaruhi pendapatannya. Belum lagi banyaknya pekerja yang harus menerima pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.

“Artinya umumnya pelaku usaha lebih bertenggang rasa terhadap kebutuhan dasar rakyat yang penyediaannya sudah dipikirkan pemerintah.”

Menurutnya, selama pemerintah mengoptimalkan program bantua sosial, terutama barang kebutuhan pokok, maka pembelian barang di luar produk tersebut tidak akan terlalu banyak.

“Masyarakat cenderung berhemat, dan kalau ada kelebihan dana akan cenderung disimpan untuk persiapan bila krisis masih berlangsung lama,,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper