Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas Antisipasi Dampak Corona dan Harga Minyak Rendah

Terkait dampak Covid-19 dan rendahnya harga minyak, sejauh ini SKK Migas telah melakukan sejumlah langkah.
Pekerja melakukan pengawasan di proyek Grati Pressure Lowering yang dilakukan oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd., Jawa Timur. Istimewa - Dok. SKK Migas
Pekerja melakukan pengawasan di proyek Grati Pressure Lowering yang dilakukan oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd., Jawa Timur. Istimewa - Dok. SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengkaji sejumlah langkah mengantisipasi dampak virus corona di bisnis hulu migas serta tertekannya harga minyak dunia.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan turunnya konsumsi minyak akibat virus corona ditambah fluktuasi nilai tukar Rupiah terdapat dolar Amerika Serikat perlu dianalisis dampaknya.

Menurutnya, dampak pandemi virus corona menyebabkan transformasi material yang lebih lama, terutama material yang didapatkan dari luar negeri. Selain itu proses pengangkutan, pengurusan izin, hingga inspeksi kinerja peralatan fasilitas yang lebih lama karena aktivitas kerja dari rumah.

"Kemudian mobilisasi pekerja ke lokasi lebih sulit karena perizinan dan waktu karantina dan potensi over stay yang berisiko pada keselamatan kerja, kemudian persetujuan pengurusan perizinan dapat memakan waktu lebih lama," katanya, dalam video konferensi Paparan Kinerja SKK Migas Kuartal I/2020, Kamis (16/4/2020).

Terkait dampak Covid-19 dan rendahnya harga minyak, sejauh ini SKK Migas telah melakukan sejumlah langkah. Sebut saja, koordinasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama terkait review rencana kerja 2020. Selain itu, SKK Migas juga mengajukan stimulus untuk KKKS kepada Menteri ESDM.

SKK Migas juga meminta KKKS melakukan negosiasi ulang kontrak-kontrak yang ada dalam rangka efisienasi biaya.

Selain itu, Dwi juga mengungkapkan sejumlah penyesuaian aktivitas hulu mgias dampak Covid-19 dan penurunan harga minyak. "Kami lakukan penundaan planned shutdown di lapangan Banyu Urip dan Tangguh. Program kerja ulang dan perawatan sumur di Blok Rokan, Petrochina dan OSES," katanya.

Adapun untuk mengantisipasi penurunan harga minyak, dilakukan penundaat kegiatan pengeboran dan kerja ulang di sumur Energi Mega Persada Malacca Strait, Mont'dor Tungkal, Medco Rimau, Natuna & South Sumatra, Camar Resources, Petrochina, POD Arung Nowera dan lainnya.

Dwi menambahkan, outlook produksi juga terpaksa diturunkan dari 735.000 barel per hari (bph) ke 725.000 bph untuk minyak, sementara 5.959 MMscfd ke 5.727 MMscfd untuk gas.

"Potensi mundurnya proyek-proyek onstream di 2020 sebagian memang bergeser tapi masih di tahun yang sama, tapi Merakes dari yang tadinya di kuartal III/2020 akan mundur jadi awal 2021,"

Tidak hanya itu, outlook gross revenue akan turun dari US$32 miliar menjadi US$19 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper