Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyebutkan adanya penurunan beban sistem kelistrikan di sejumlah wilayah Indonesia akibat rendahnya konsumsi listrik di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan virus corona telah berdampak pada power utility yakni dari sisi penjualan kilo watt hour (KWh).
Permintaan listrik yang lebih rendah ini karena pembatasan perkantoran, bisnis, industri komersial dan manufaktur.
"Hal ini terlihat sangat jelas dari kondisi sistem ketenagalistrikan Jawa-Bali, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi yang mengalami penurunan," ujarnya dalam Video Conference, Kamis (16/4/2020).
Sistem ketenagalistrikan Jawa-Bali selama beberapa minggu terakhir terus mengalami penurunan permintan. Penurunan sistem Jawa-Bali pada minggu kedua April tahun ini sebesar -9,55 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Itu tergambar ditempat yang lain diskala yang berbeda," katanya.
Baca Juga
Zulkifli menuturkan sistem energi di Kalimantan Barat pada peda minggu kedua April menurun 1,81 GWh (Giga Watt Hour) atau sebesar 3,97 persen dari periode yang sama pada 2009.
Penurunan sistem kelistrikan di Kalimantan Barat ini baru terjadi di minggu kedua April. Pada akhir Maret hingga awal April, di sistem kelistrikan Kalimantan mengalami kenaikan sebesar 5,82 persen atau sebesar 2,53 GWh.
"Di Kalbar ini minggu terakhir saja yang mulai mengalami penurunan," ucapnya.
Penurunan juga terjadi sistem Sulawesi bagian Selatan dimana menurun pada minggu kedua April sebesar 3,16 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Untuk di wilayah Kalimantan Selatan-Tengah-Timur (KalSelTengTim) interkoneksi juga mengalami penurunan permintaan pada minggu kedua April dimana terjadi kenaikan 2,29 persen atau sebesar 3,49 GWh dari periode yang sama tahun lalu.
Meski tak mengalami minus pertumbuhannya, namun tren sistem kelistrikan di wilayah ini menunjukkan tren penurunan pertumbuhan dari sejak minggu kedua Maret dimana kenaikan penggunaan listrik 18,23 persen atau sebesar 26,12 GWh.
Sistem wilayah Sulawesi bagian utara, lanjut Zulkifli, tak mengalami pertumbuhan yang minus meski terjadi penurunan pertumbuhan sejak 9 Maret hingga 11 April tahun ini.
Pada minggu kedua Maret, di sistem Sulawesi bagian Utara mengalami pertumbuhan sebesar 8,14 persen. Lalu menurun menjadi hanya tumbuh 0,61 persen di minggu kedua April bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan minus juga terjadi di sistem kelistrikan Sumatera dimana pada minggu kedua April turun sebesar 2,08 persen dari periode yang sama tahun lalu. Padahal pada minggu pertama April, masih ada kenaikan pertumbuhan sebesar 4,87 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Untuk sistem ketenagalistrikan dj wilayah Nusa Tenggara Timur mengalami tren penurunan permintan dari sejak awal Maret tahun ini dimana kenaikan penggunaan listrik sebesar 7,9 persen.
Bahkan pada Minggu kedua bulan Maret ada kenaikan sebesar 21,5 persen dari periode yang sama tahun lalu. Namun menurun pertumbuhannya pada Minggu kedua bulan April yang hanya sebesar 0,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Jadi memang setiap daerah berbeda-beda di kondisi Covid-19," tutur Zulkifli.
Terpisah, Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS menuturkan beban puncak di sistem kelistrikan Jawa-Bali kini turun 11,2 persen menjadi 23.700 Megawatt (MW) dibandingkan beban dalam kondisi normal.
Namun demikian, pasokan listrik untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali tetap terjaga dan cadangan daya yang surplus. Merosotnya beban listrik di sistem Jawa-Bali sangat terasa sejak pekan ketiga bulan Maret seiring dengan turunnya konsumsi listrik, khususnya dari segmen bisnis dan industri di tengah pandemi Covid-19.
"Secara sistem saat ini beban Jawa Bali turun akibat Covid-19. Cadangan lebih dari cukup, sangat aman," ujarnya.