Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengubah slogan era Rini Soemarno agar memiliki makna yang lebih luas dari sebelumnya.
Kementerian BUMN kini memiliki slogan ‘BUMN untuk Indonesia’. Slogan baru ini menggantikan slogan di era Rini Soemarno pada periode sebelumnya yang bertajuk ‘BUMN untuk Negeri’.
Erick Thohir menyatakan hal itu dalam peringatan HUT Kementerian BUMN yang diadakan secara virtual. Menurutnya, slogan baru ini memiliki makna yang lebih luas dibandingkan slogan sebelumnya.
Dia mengatakan bahwa slogan tersebut merepresentasikan tujuan BUMN untuk mendunia dan berkontribusi bagi Indonesia. Hal ini juga menunjukkan upaya Indonesia untuk lebih mandiri dan tidak bergantung kepada bangsa lain.
“Ini perjuangan untuk bangsa kita, kepada rakyat, makanya saya hari ini juga kita ingin coba ubah tagline menjadi BUMN untuk Indonesia, supaya lebih besar,” ujarnya, Senin (13/4/2020).
Dia mengatakan bahwa di tengah pandemi Covid-19, perubahan terhadap rantai pasok global menjadi tantangan utama. Kemandirian bangsa, lanjutnya, benar-benar diuji dalam kondisi seperti ini.
Baca Juga
“Saya ingin semua ada perubahan karena dengan Covid-19 ini kita belajar tentang sesuatu yang baru, dan mudah-mudahan apa yang saya bicarakan hari ini bisa jadi kebijakan terus ke depan yang baik, supaya tadi slogan ‘BUMN untuk Indonesia’ bukan hanya slogan, tapi menjadi pondasi kita,” ujarnya.
Erick juga mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan program talent session untuk meningkatkan kemampuan SDM di perusahaan BUMN. Program ini akan menggabungkan pembelajaran formal dan pembelajaran langsung ke lapangan.
“Hal ini adalah bagian dari bagaimana kita meng-upgrade kualitas. Kita ini sebagai kementerian tidak boleh terjebak di birokrasi, yang kita layani ini unik, yaitu korporasi, jadi kita harus bisa balance,” ujarnya.
Dia menjelaskan program ini dilakukan dengan skema pelatihan jangka pendek. Hal ini dilakukan agar para tenaga kerja di BUMN dapat menyamakan persepsi dalam waktu singkat. Program ini juga akan diikuti dengan latihan berupa penempatan selama 3—6 bulan.
Erick mengatakan program ini serupa dengan program yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Menurutnya, praktik langsung di lapangan akan memberikan pemahanan lebih menyeluruh kepada peserta pelatihan.
“Kami ingin BUMN ketika mengurusi sebuah bidang langsung diterjunkan di bidangnya 3—6 bulan, jadi jangan ada politis sengaja digeser atau dibuang, bukan, ini bagian supaya meningkatkan kita punya kompetensi,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang SDM Kementerian BUMN Alex Denni menyatakan bahwa penyusunan program pelatihan ini sudah memasuki tahap final. Diharapkan dalam jangka waktu sepekan ke depan, program pelatihan ini sudah bisa dimulai.