Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut: Tak Ada El-Nino Parah, Bertani Masih Oke

Gangguan dari sisi alam terhadap produksi pangan nasional, diperkirakan tidak akan memberikan tekanan berarti pada tahun ini.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan diperiksa suhu tubuhnya sebelum rapat dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020). Pemeriksaankondisi suhu tubuh bagi tamu maupun pejabat tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19 di lingkungan Istana Kepresidenan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan diperiksa suhu tubuhnya sebelum rapat dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020). Pemeriksaankondisi suhu tubuh bagi tamu maupun pejabat tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19 di lingkungan Istana Kepresidenan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan pada tahun ini Indonesia tidak akan dilanda El-Nino yang parah, sehingga petani masih dapat bercocok tanam dengan baik.

Dia mengakui adanya potensi gangguan suplai pangan global lantaran adanya wabah corona di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Namun dia meyakini gangguan dari sisi alam tidak akan memberikan tekanan berarti bagi pertanian nasional.

“Tadi dari BMKG sudah mengatakan tahun ini tidak ada El Nino parah. Artinya bertani masih oke,” katanya dalam konferensi pers daring, Selasa (14/4/2020).

Kendati demikian, pemerintah tetap berupaya mewaspadai adanya gangguan pasokan pangan nasional di tengah wabah corona. Dia mengatakan, pemerintah telah melakukan rapat hingga dua kali mengenai laporan Organisasi Pangan Dunia (FAO) terkait dengan potensi gangguang pangan global

“11 bahan pangan pokok kita perhatikan betul. Pemerintah sudah mewaspadainya,” imbuhnya.

Adapun, ke 11 komoditas pokok yang dimaksud oleh Luhut antara lain mencakup beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.

Sebelumnya Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Bayu Krisnamurthi berpendapat bahwa untuk mencegah terjadinya krisis pangan, terutama saat masa pandemi bergulir, pemerintah harus benar-benar memastikan agar wilayah perdesaan atau basis-basis pertanian aman dari pandemic Covid-19.

“Perlu usaha yang serius untuk melindungi desa dari corona. Desa lebih terbatas prasarana dan sarana kesehatannya. Jumlah masker, sabun cuci tangan, APD [alat pelindung diri], rumah sakitnya lebih sedikit. Jadi, desa rentan menghadapi wabah. Terlebih,  ada sinyal bahwa 1.500—2.000 orang mudik per hari. Artinya, ancaman corona menyebar ke desa itu serius,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin (13/4/2020).

Dengan demikian, sambungnya, pemerintah harus berusaha sangat serius agar petani dan keluarganya tidak terpapar Covid-19, sehingga mereka dapat terus bekerja memproduksi pangan.

“Petani pangan adalah juga garda terdepan dalam menghadapi corona, dalam kaitannya dengan menyediakan pangan bagi kita semua. Saat ini, perlu segera dibangun pemantauan produksi pangan dari desa-desa sentra produksi, baik untuk kondisi kesehatan para petaninya maupun kondisi produksi pangannya.”

Untuk itu, mantan Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Pertanian tersebut menyarankan agar pemerintah memberikan stimulus khusus pertanian selama masa pandemi, khususnya yang berkaitan dengan jaminan logistik pangan dapat berjalan baik.

Stimulus tersebut, lanjutnya, dapat diarahkan ke kepastian agar transportasi dan angkutan, pergudangan, perdagangan pangan, pasar induk, dan pasar eceran bisa tetap berjalan.

“Lagi-lagi, pasar dan logistik ini juga rentan menghadapi corona, baik karena tempat berkumpulnya banyak orang maupun terkena imbas karantina wilayah. Pemerintah perlu memastikan logistik pangan tetap berjalan,” sebutnya.

Lebih lanjut, dia memperingatkan agar pemerintah tidak hanya fokus pada pengamanan stok beras saat pandemi. Sebab, pangan tidak hanya menyangkut soal beras, tetapi termasuk sayuran, telur, daging ayam, daging sapi, buah, rempah, dan sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper