Bisnis.com, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri suksesnya pemasaran produk alas kaki produksi anak bangsa di luar negeri tidak terlepas dari peran influencer.
Influencer yang dimaksud bukan mereka yang sekadar memiliki jutaan pengikut di media sosial, tetapi mereka yang punya pengaruh besar bagi publik global. Salah satu diantaranya adalah atlet berprestasi yang berhasil meraih gelar juara di berbagai turnamen internasional.
Mereka yang didapuk sebagai duta merek (brand ambassador) berperan besar mendongkrak penjualan produk-produk tersebut. Tentunya dengan catatan mereka sudah dikenal luas tidak hanya di Indonesia saja.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengungkapkan salah satu jenama sepatu olahraga dari dalam negeri sukses memasarkan produknya di Malaysia lantaran menggandeng Bambang Pamungkas sebagai duta mereknya. Pesepakbola yang dikenal sebagai Bepe itu sempat menjadi idola di Negeri Jiran saat memperkuat Selangor FC.
“Specs itu sukses di luar negeri, terutama Malaysia karena peran Bepe. Mereka yang di luar negeri membeli produknya karena tahu dari Bepe. Oleh karena itu, influencer, terutama dari kalangan atlet ini sangat penting. Tentunya yang berprestasi ya,” katanya ketika dihubungi oleh Bisnis belum lama ini.
Lebih lanjut, Firman menjelaskan hingga saat ini belum ada jenama serupa yang berhasil menyamai kesuksesan Specs dalam memasarkan produknya ke luar negeri. Pasalnya, hingga saat ini juga belum ada atlet Indonesia yang pengaruhnya bisa sebesar Bepe.
Baca Juga
“Atlet Indonesia saat ini, terutama pesepakbola belum ada yang seperti Bepe. Demikian halnya dengan pebulutangkis yang jadi andalan kita di [kancah] internasional. Ada yang berhasil meraih juara tapi hanya dikenal di dalam negeri saja,” tuturnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar muncul atlet-atlet dari cabang olahraga populer yang tidak hanya sukses mengharumkan nama bangsa tetapi juga dikenal luas dan punya pengaruh besar bagi publik global.
Adapun, dari segi kualitas menurut Firman produk alas kaki dari jenama Indonesia tak perlu diragukan lagi. Karena bertahun-tahun sebagian besar produsen alas kaki di Indonesia mengerjakan pesanan dari jenama global yang standarnya sedemikian tinggi.
“Mereka yang memproduksi merk sendiri itu sebelumnya atau sekarang mungkin masih mengerjakan order dari merk ternama. Jadi secara kualitas beberapa diantaranya mungkin bisa disejajarkan. Walaupun belum semuanya,” ujarnya.
Kemudian, Firman tak menampik jika desain dari sejumlah produk alas kaki dari jenama Indonesia cenderung monoton atau bahkan diantaranya punya kemiripan dengan produk dari jenama global. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan bahan baku di dalam negeri.
“Desainer kita sebetulnya kreatif, cuma karena keterbatasan bahan baku mereka harus menyesuaikan. Seperti out-sole dan in-sole. Mengapa semua hampir sama karena memang bahan baku yang ada di sini terbatas itu saja,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait dengan beralihnya produksi sebagian jenama global dari Indonesia ke Vietnam dan China, menurut Firman pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, tak dapat dipungkiri kedua negara tersebut jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan Indonesia dari berbagai sisi.
“Mereka lebih kompetitif daripada kita. Secara kualitas memang kita menang, tetapi kalah kompetitif dalam banyak hal yang mempengaruhi biaya produksi juga. Oleh karenanya, peran pemerintah besar disini,” katanya.
Namun bukan berarti produsen alas kaki di Tanah Air tinggal diam, Firman menyebut pihaknya telah melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah mengikuti berbagai pameran perdagangan di luar negeri bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan.
“Kami mengikuti berbagai pameran dagang untuk mencari buyer, setiap ada atase perdagangan yang akan ditugaskan di luar negeri selalu berkoordinasi dengan kami. Karena memang alas kaki ini salah satu produk ekspor unggulan kita juga kan,” ujarnya.