Bisnis.com, JAKARTA – Usaha mikro kecil menengah (UMKM) menerima pukulan yang cukup keras akibat Covid-19.
Kondisi ini menyebabkan pemerintah pusat perlu merumuskan bantuan dan kerjasama pemerintah daerah mengantisipasi dampak pandemi ini terhadap pelaku usaha UMKM. Cara yang paling mudah dan cepat adalah mengarahkan penggunaan pemasaran secara daring.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Kementerian Koperasi dan UMKM pada pertengahan Maret 2020 mulai melakukan survei daring bagi pelaku usaha UMKM.
Tujuan survei tersebut adalah penyusunan dan pemetaan masalah pelaku usaha UMKM pada masa krisis ini. Tak hanya itu, survei ini juga upaya awal Kemenkop dan UKM menyusun rencana pemerintah memberikan bantuan subsidi bahan baku untuk UMKM khususnya pada sektor kuliner.
Dikutip dari data sementara Kementerian Koperasi dan UKM, pada Sabtu (11/4/2020), Kemenkop dan UKM baru menerima pengaduan dari UMKM terhadap Covid-19 sebanyak 1.417 sejak 17 Maret 2020 sampai dengan 31 Maret 2020. Jumlah ini masih akan bertambah seiring dengan laporan pribadi pelaku usaha, maupun berdasarkan hasil pendataan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota.
Dari angka sementara, beberapa kendala yang dialami pelaku usaha selama masa pandemi ini ada 68 persen mengeluhkan penjualan dan permintaan menurun. Ada 14 persen mengeluhkan permodalan yang sulit selama masa pandemi. Ada 9 persen pelaku usaha UMKM mengeluhkan distribusi dan operasional terlambat. Ada 5 persen mengeluhkan sulitnya bahan baku, dan sisanya 4 persen mengeluhkan produksi yang terhambat.
Leonard Theosabrata, Direktur Utama SMESCO, Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia memberikan langkah-langkah mengantisipasi fenomena yang berdampak pada performa bisnis UKM. Dia menegaskan pentingnya pelaku usaha UMKM memprioritaskan berjalannya cash flow bisnis dibandingkan dengan memikirkan profit.
“Pelaku usaha harus dapat bertahan selama tiga sampai enam bulan kedepan. Perlu adanya perubahan proses bisnis sementara agar cash flow bisnis tetap positif,” jelas Leonard.
Dia menambahkan, strategi yang kini bisa dilakukan adalah mengulas kembali bisnis, mengenali serta mengandalkan customer base dan memenuhi kebutuhan, mempermudah proses bisnis, klasifikasikan produk yang mudah dijual, digitalisasi produk usaha ke dalam katalog yang mudah dibagikan, memperbanyak stok barang, dan memberi insentif kepada karyawan yang mampu memberikan performa baik dalam keadaan sulit seperti saat ini.
Bagi para pemilik bisnis, Leonard juga menyataka ada beberapa langkah praktikal untuk menjaga cash flow bisnis tetap positif. Dia mengatakan pentingnya pemilik bisnis fokus pada promosi untuk take-away delivery, karena permintaan yang meningkat. Gunakan database pelanggan untuk selalu mengkomunikasikan promosi yang ada melalui e-mail, SMS, ataupun WhatsApp.
Untuk kunjungan fisik, Leonard mengajak mulai melakukan transaksi non-tunai dengan menggunakan debit atau digital payment. Di tengah keadaan seperti ini, penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dengan memposisikan diri sebagai bisnis yang memperhatikan konsumen dan seluruh stakeholder bisnis terkait higienitas.
Selain itu juga pentingnya melindungi para karyawan dan konsumen dengan penggunaan masker, hand sanitizer, dan pentingnya untuk terus mengkomunikasikan kebersihan di lingkungan sekitar.