Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Properti Masih Percaya Diri

Sentimen wabah corona dinilai tidak terlalu memengaruhi terutama untuk investasi jangka panjang.
Pekerja beraktivitas di salah satu proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P.
Pekerja beraktivitas di salah satu proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks sektor properti memimpin penguatan di indeks harga saham gabungan Senin (6/4/2020). Menurut pengembang dan konsultan, hal ini didorong oleh kepercayaan diri investor pada sektor properti secara jangka panjang.

Berdasarkan catatan Bisnis, pada perdagangan Senin (6/4/2020) pagi, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami kenaikan lebih dari 1 persen. Dari seluruh 10 sektor dalam IHSG menguat, dipimpin properti yang naik 3,31 persen, disusul barang konsumsi 0,83 persen, industri dasar 1,67 persen, dan manufaktur 1,61 persen.

Menurut Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus, kenaikan di indeks sektor properti dikarenakan para investor masih percaya diri, bahkan memanfaatkan kesempatan untuk membeli saham atau properti secara langsung yang umumnya lebih murah di tengah wabah Covid-19.

“Kan banyak pemilik properti yang panik. Jadi, menurunkan harga atau memberikan gimik fantastis. Kesempatan ini dimanfaatkan investor. Kemudian, transaksi properti masih menjadi yang paling aktif saat ini, jadi investor saham properti juga pasti lebih percaya diri,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).

Menurutnya, aksi beli saham atau beli properti yang dilakukan investor saat ini juga sebagai langkah jangka panjang. Tahun ini seharusnya properti bertumbuh lebih pesat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga properti dinilai yang mempunyai potensi memberi keuntungan besar setelah Covid-19 lewat.

“Properti itu kan bisnis yang tidak pernah redup, mau pasarnya libur 6 bulan juga harga tanah terus naik. Pengembang juga saat ini tetap mencatatkan transaksi, terutama dari end user dan first home buyer karena mereka sudah merencanakan pembelian rumah ini jauh-jauh hari,” ujar Alvin.

Adapun, investor properti dinilai cenderung melakukan transaksi baik pada saham maupun produk yang kualitasnya bagus dan dari pengembang ternama. Sentimen wabah corona, menurutnya, tidak terlalu memengaruhi terutama untuk investasi jangka panjang.

“Properti itu salah satu yang [pasarnya] tidak akan stuck, slow down mungkin, tapi naik harga terus, transaksi juga terus,” ujarnya.

Adapun, Associate Director Coldwell Banker Commercial Dani Indra Bhatara mengatakan bahwa pemerintah juga sudah memberi sejumlah insentif terhadap industri properti. Hal ini menjadi acuan bagi investor untuk lebih percaya diri masuk ke pasar properti.

“Otoritas Jasa Keuangan [OJK] juga telah mengeluarkan insentif berupa kelonggaran pembayaran cicilan, termasuk cicilan properti. Hal ini akan meningkatkan daya beli dan kredit masyarakat di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan corona,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper