Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja perhotelan dinilai menjadi salah satu yang terhantam hebat oleh serangan wabah corona. Dengan imbauan pemerintah agar setiap orang untuk tetap di rumah, okupansi hotel dalam 2 bulan terakhir melorot tajam.
General Manager PT Pancakarya Griyatama Hene Putro mengatakan bahwa tingkat okupansi hotel di wilayah Tangerang juga mengalami penurunan tajam. Penurunan ini lantaran salah satu faktornya, hotel-hptel di wilayah tersebut bergantung pada aktivitas Bandara Soekarno Hatta.
“Di sini kunjungannya mayoritas dari penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, umumnya yang menunggu transit. Karena penerbangan dari luar negeri diblokir, kami sudah merasakan dampaknya dari 2 pekan sebelum diumumkan ada Covid-19 di Indonesia,” ungkap Hene kepada Bisnis, Jumat (3/4/2020).
Adapun, Hene menjelaskan bahwa program investasi kamar hotel melalui Fika Rooms, juga belum beroperasi secara penuh. Adanya Corona, membuat pembukaannya terpaksa diundur.
“Tadinya program Fika Rooms sudah kami awali dengan trial soft opening mulai awal Februari lalu. Dengan adanya Covid-19, kondisinya tidak memungkinkan untuk terus beroperasi mengingat pemerintah membatasi dengan pemberlakuan social distancing dan pembatasan terhadap ruang-ruang publik sehingga operasional Fika Rooms terpaksa harus ditunda sampai kondisi sudah bisa kembali normal,” tuturnya.
Oleh karena itu, pengembang memberi opsi cara bayar yang lebih fleksibel untuk pembelian unit apartemen. “Misalnya, sebelumnya bisa dicicil 1 [tahun]—2 tahun, sekarang jadi bisa 4—5 tahun.”
Fika Rooms merupakan program pengelolaan apartemen-hotel bersama antara konsumen dan pengembang. Program tersebut akan memberi bagi untung pengelolaan antara pemilik Fika Rooms dan pengembang sebanyak masing-masing 75% dan 25%.
Fika Rooms juga memfasilitasi konsumen yang membeli unit untuk investasi, tetapi tidak mau repot dalam mengoperasikannya.
Sementara itu, adanya larangan bepergian yang membuat wisatawan atau ekspatriat tidak bisa kembali atau bepergian ke mana-mana justru mendorong okupansi apartemen Skandinavia milik pengembang PT Pancakarya Griyatama.
Karena kondisi ini tak bisa diprediksi bertahan berapa lama, Hene menyebutkan bahwa banyak dari mereka yang kemudian memilih untuk menyewa di apartemen Skandinavia.