Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihantam Corona, Okupansi Hotel Anjlok

Untuk mendorong okupansi, sejumlah hotel yang berdekatan dengan rumah sakit yang menangani pasien terdampak Covid-19 dan hotel-hotel milik BUMD dikerjasamakan dengan pemerintah.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona memberi tekanan berat bagi industri pariwisata, termasuk sektor perhotelan. Larangan bepergian yang diterapkan untuk memutus rantai sebaran virus membuat okupansi hotel anjlok.

Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial Angra Angreni mengatakan bahwa kendati sebaran virus masih terus terjadi sampai sekarang, kerugian yang harus ditelan sektor perhotelan belum bisa dihitung secara tepat.

“Kejadian sekarang berbeda dengan tahun lalu, misalnya, ada pemilu, ini bisa diprediksi dan kita tahu sampai kapan, jadi pelaku industri sudah memiliki persiapan untuk memulai setelah pemilu berakhir,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (2/4/2020).

Angra menyebutkan bahwa kondisi pasar perhotelan merupakan yang paling terhantam berat saat ini, terutama di Jakarta yang bukan menjadi tujuan utama liburan. Pasalnya, pasar perhotelan Jakarta umumnya hanya bergantung pada kegiatan pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran.

“Di Jakarta okupansinya berada pada level single digit untuk harian, sedangkan untuk closing bulanan di bawah 50 persen. Tentunya hal ini jarang terjadi, bahkan saat Lebaran tahun lalu pun rata-rata okupansi masih pada level di atas 50 persen,” ungkapnya.

Hal lainnya yang terjadi pada saat ini, yang sebelumnya tidak pernah terjadi adalah hotel-hotel terpaksa menelan biaya lebih tinggi daripada pendapatan. Hal ini membuat hotel tersebut lebih memilih tutup operasional untuk sementara waktu. “Bahkan, ada yang tutup hingga after Lebaran karena pada saat Ramadan dan Lebaran okupansi hotel pun cenderung slowing down.

Adapun, untuk mendorong okupansi, sejumlah hotel yang berdekatan dengan rumah sakit yang menangani pasien terdampak Covid-19 dan hotel-hotel milik BUMD malah dikerjasamakan dengan pemerintah.

Namun, menurut Angra, hal ini perlu dipertimbangkan lebih matang untuk hotel yang berkelas internasional dan memiliki standar operasional tersendiri. Jangan sampai setelah memberi bantuan kepada pemerintah malah menjadi bumerang kepada okupansi hotel ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper