Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terkait Mudik, Ini Imbauan Ikatan Dokter Indonesia

Masyarakat diminta untuk tidak memaksakan diri mudik di tengah mewabahnya virus corona. Hal itu dibutuhkan untuk mempermudah pemutusan rantai penularan virus tersebut.
engurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat konferensi pers terkait dengan COVID-19 di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis Indonesia/Nindya Aldila.
engurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat konferensi pers terkait dengan COVID-19 di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis Indonesia/Nindya Aldila.

Bisnis.com, JAKARTA— Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau agar masyarakat tidak perlu mudik saat libur Lebaran meskipun pemerintah tidak memberikan aturan tegas perihal tersebut.

Sekretaris Jenderal IDI Adib Khumaidi menuturkan hal ini untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dia pu menyoroti aktivitas mudik terbesar tiap tahunnya yang berasal dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek)

“Kami berpendapat bahwa memang tidak perlu mudik dan ini paling itu yang bisa dilakukan. Kalau sayang keluarga ya seharusnya ya tidak mudik. Karena bukan gak mungkin ketika mudik dia akan membawa virus dan kami dan pemerintah akan kesulitan memutus mata rantai,” kata Adib, Kamis (2/4/2020).

Apalagi, imbuhnya, Jabodetabek merupakan zona merah sehingga siapapun rentan menjadi ODP. Di sisi lain, selain mencegah masyarakat mudik, IDI menyarankan agar rumah sakit daerah juga melakukan persiapan.

Dalam hal ini, setiap RS di daerah perlu melakukan simulasi, prediksi mengenai kemungkinan-kemungkinan masyarakat yang terkena virus itu.

“Ini kan sudah berulang kali dikatakan jangan terlalu fokus di hilirnya. Jadi tiap daerah harus punya prediksi, prediksi kasusnya berkembang ada hitung-hitungan pasiennya sekian, kapasitas RS nya sekian. jadi harus ada simulasi tiap daerah. Kapasitas, SDM, sehingga tahu apa yang akan dilakukan,” lanjutnya,

Menurutnya yang paling penting difokuskan adalah pencegahasan dari sisi hulu baru kemudian hilir yaitu rumah sakit atau layanan kesehatan.

“Kalau semuanya ditunggu di hilir itu akan jadi masalah di kesehatan sendiri,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper