Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian ESDM menyatakan hingga saat ini tak ada proyek pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang berisiko terdampak oleh mewabahnya virus corona atau Covid-19.
Direktur Aneka Energi Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Harris mengatakan proyek pembangunan pembangkit EBT ini tetap berjalan. Investasi EBT bersifat jangka panjang sehingga adanya virus corona tak berdampak pada keberlangsungan proyek pembangkit EBT.
"Sampai saat ini tak ada laporan kendala. Efek corona ini saya lihat yang jangka pendek, kalau investasi EBT kan jangka panjang," ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (28/3).
Pihaknya akan terus memantau progres setiap proyek EBT dan rencana investasi, sehingga tidak ada yang molor dari target semula.
"Kami melakukan upaya untuk memonitor potensi keterlambatan itu ada apa enggak dan misalkan ada, kami akan lihat permasalahannya apa untuk bisa diselesaikan secara bersama-sama," katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Prijandaru Effendi menuturkan hingga saat ini, pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi masih berjalan dengan baik, di mana pengawasan dan pengendalian penyebarab virus corona yang sangat ketat
Baca Juga
"Sejauh ini masih berjalan proyek pembangunannya," ucapnya.
Ketua Asosiasi Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air (APPLTA) Riza Husni menuturkan bahwa proyek pembangunan pembangkit tenaga air tetap berjalan.
"Ini tetap berjalan tetapi dengan prosedur yang ketat," tuturnya.
Untuk diketahui, hingga kini potensi EBT yang baru tergarap baru sebesar 2,3 persen atau 10,1 GigaWatt (GW) dari total potensi sebanyak 439 GW.
Selain itu, porsi EBT dalam bauran energi primer untuk pembangkit listrik baru mencapai 12,36 persen, padahal pemerintah menargetkan target bauran EBT dalam energi primer pada 2025 mencapai 23 persen.