Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Catat Kontraksi Ekonomi Terbesar dalam Satu Dekade

Ekonomi Singapura mengalami kontraksi terbesar dalam satu dekade terakhir di kuartal pertama tahun ini karena virus corona (Covid-19) yang menyebar cepat terus menutup sebagian besar dunia.
Patung Merlion di Marina Bay, Singapura/Wikimedia Commons
Patung Merlion di Marina Bay, Singapura/Wikimedia Commons

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Singapura mengalami kontraksi terbesar dalam satu dekade terakhir di kuartal pertama tahun ini karena virus corona (Covid-19) yang menyebar cepat terus menutup sebagian besar dunia.

Dilansir dari Bloomberg, Badan Statistik Singapura mencatat produk domestik bruto (PDB) turun 2,2 persen pada kuartal I/2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan median estimasi ekonom yang disurvei Bloomberg yang memperkirakan penurunan 1,4 persen.

Dibandingkan kuartal sebelumnya, PDB Singapura juga terkontraksi sebesar 10,6 persen, jauh lebih rendah dari median estimasi ekonom sebesar. Penurunan ini membuat pemerintah merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun 2020 menjadi minus 1 hingga 4 persen.

Pemerintah Singapura sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi setahun penuh akan berada di sekitar titik tengah 0,5 persen dari kisaran -0,5 persen hingga 1,5 persen.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura menyatakan masih ada ketidakpastian yang signifikan terhadap dampak dan lamanya wabah Covid-19 yang masih berkembang pesat ini.

Sebagai salah satu negara pertama di Asia yang mempublikasikan data PDB triwulanan, kontraksi ini menjadi pertanda kinerja yang sama di negara lain di kawasan ini.

Ekonomi Singapura yang bergantung pada perdagangan telah mewaspadai penurunan menyusul wabah Covid-19 saat negara ini dan negara mitra dagang utamanya menutup perbatasan mereka, mengurangi jadwal produksi, dan memberlakukan pembatasan pada pergerakan konsumen.

Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat akan mengungkap paket stimulus kedua di Parlemen pada Kamis (26/3) malam untuk menopang perekonomian yang sedang lesu. Stimulus ini diperkirakan berfokus pada sektor pariwisata dan transportasi.

Bank sentral juga mempercepat jadwal keputusan kebijakannya menjadi 30 Maret, dengan para analis memperkirakan adanya pelonggaran moneter.

"Ada kemungkinan besar pemerintah akan merogoh cadangan untuk mendanai stimulus kedua, yang bisa lebih besar dari apa yang diumumkan pada anggaran tahun 2020," kata Khoon Goh, kepala riset Asia di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., seperti dikutip Bloomberg.

“Otoritas Moneter Singapura pasti perlu melakukan pelonggaran secara agresif pada hari Senin [pekan depan],” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper