Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mal Ditutup Sementara, Pengusaha Berharap Ada Insentif

Pemilik pusat perbelanjaan menyatakan bahwa pandemi virus Corona merupakan pukulan berat terhadap bisnis di sektor tersebut. Oleh sebab itu, para pengusaha berharap adanya insentif dari pemerintah.
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (19/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha pusat perbelanjaan berharap pemerintah memberikan dukungan bagi pelaku di sektor ini dengan memberikan sejumlah intensif menyusul penutupan sementara sejumlah mal sebagai upaya pencegahan virus corona baru atau Covid-19.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan bahwa saat ini jumlah kunjungan mal semakin anjlok. Terlebih, dengan adanya penutupan atau pembatasan operasional di sejumlah mal, terkecuali untuk supermarket dan farmasi.

"Jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan menurun sangat drastis, bahkan ada yang cuma tinggal 20 persen sampai 30 persen saja. Berarti turun sampai 70 persen hingga 80 persen," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (26/3/2020).

Dia menyatakan bahwa kondisi tersebut hampir terjadi di semua pusat perbelanjaan. Pada saat awal virus ini belum terlalu merebak, dampak terhadap okupansi hanya sekitar 50 persen.

Namun, saat ini kondisinya semakin parah dan hampir merata, seiring dengan semakin gencarnya imbauan pemerintah untuk mengurangi kegiatan di luar rumah.

Dengan kondisi saat ini, Alphonzus berharap pemerintah memberikan kebijakan yang setidaknya dapat meringankan beban pengusaha mal. Terlebih, kata dia, kondisi pusat perbelanjaan saat ini benar-benar dalam keadaan sangat sulit.

Dia menyatakan bahwa pengusaha pusat belanja pernah menyampaikan sejumlah intensif pada pemerintah di tengah kondisi yang memprihatinkan seperti sekarang ini.

Ususlan insentif yang disampaikan antara lain adalah pemerintah dapat membebaskan atau paling tidak memberikan keringanan atas beban biaya tetap yang harus ditanggung pengusaha mal setiap harinya.

Pihaknya berharap pemerintah dapat memberikan keringanan tarif listrik, tarif gas, pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pembebasan sementara atas cicilan dan atau angsuran pinjaman bank, serta pengurangan bunga pinjaman bank dan beberapa insentif lainnya.

"Dengan demikian, kami bisa bertahan untuk melayani masyarakat dan tetap mempertahankan serta mempekerjakan karyawan yang tidak sedikit," ujarnya.

Apalagi, dengan adanya pembatasan operasional ini berdampak domino terhadap nasib para retailer yang juga berada dan membuka usaha di dalam pusat perbelanjaan.

Menurutnya, jumlah pengunjung retailer dari waktu ke waktu terus menurun sehingga angka penjualan pun turut merosot sangat tajam.

"Oleh karenanya pemerintah harus memperhatikan dan membantu kami agar bisa bertahan dalam situasi dan kondisi yang sangat berat dan tidak pasti ini," ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa para pengelola mal di satu sisi memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk tetap melayani kebutuhan berbelanja dari masyarakat terutama keperluan pokok sehari-hari.

"Kami juga memiliki tanggung jawab atas semua karyawan agar bisa tetap dipekerjakan. Jadi situasi ini sungguh sangat sulit," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper