Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan plat merah PT Pupuk Indonesia melansir depresiasi rupiah dan penyebaran virus corona (covid-19) belum memberikan dampak terhadap kinerja perseroan. Namun, risiko kurs tetap menjadi perhatian perusahaan.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan sampai akhir kuartal I/2020, perusahaan induk pupuk itu masih berjalan lancar. “Sejauh ini belum ada dampak signifikan baik virus corona maupun penguatan dollar,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (20/3).
Meski demikian, Wijaya tidak menampik bila ke depan depresiasi rupiah akan berpengaruh ke kinerja perseroan. Pasalnya sejumlah transaksi perseroan menggunakan mata uang Paman Sam itu. Salah satunya adalah pembelian bahan baku gas.
Adapun pengurangan harga gas industri US$6 per MMbtu, diperkirakan bakal mengefisienkan biaya produksi. Meski begitu, Wijaya belum bisa mengungkapkan secara terperinci.
Pada tahun ini Kementerian BUMN menargetkan PT Pupuk Indonesia bisa menyetor dividen sebesar Rp1 triliun. Target itu naik sekitar 29,87 persen dari realisasi tahun lalu Rp770 miliar.
Sementara itu, secara total untuk 2020 Kementerian BUMN mematok penerimaan dividen senilai Rp45,5 triliun. Jumlah tersebut sama dengan target penerimaan dividen pada tahun lalu.
Baca Juga
Di sisi lain, PT Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk baik subsidi maupun nonsubsidi sebanyak 1,02 juta ton yang terdiri dari 509.201 ton Urea, 243.736 ton NPK, 96.973 ton SP-36, 111.027 ZA dan 61.240 ton organik.