Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang dilakukan oleh Malaysia diprediksi akan berdampak terhadap aktivitas logistik nasional yang melayani baik ekspor maupun impor.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita memproyeksikan ekspor dan impor Indonesia akan turun lebih tajam lagi setelah sebelumnya kebijakan China melakukan lockdown yang berdampak signifikan terhadap kedua aktivitas tersebut. Namun, lanjutnya, karena kontribusi 70 persen perekonomian masih berasal dari dalam negeri, Indonesia masih dapat bertahan selama konsumsi dalam negeri tetap tinggi.
"Peranan logistik untuk distribusi sangat penting, jangan sampai distribusi barang terhenti karena lockdown maka dampaknya petani, nelayan, pabrik, distributor juga akan berhenti," jelasnya, Rabu (18/3/2020).
Namun, sejauh ini, dia berpendapat dampak lockdown oleh Malaysia akan paling dirasakan oleh Singapura yang banyak melakukan impor bahan makanan dari Negeri Jiran.
"Jadi sebenarnya ekspor bahan makanan Indonesia ke Singapore harusnya bisa naik untuk menggantikan Malaysia tapi yang perlu dijamin bahwa proses eskpornya juga aman dari virus," imbuhnya.
Kendati belum ada data pastinya, dia menyebutkan hal ini bisa menjadi peluang bagi Sumatera Utara, Riau, Aceh hingga Sumatera Barat dalam melakukan ekspor karena lokasinya berdekatan dengan Singapura dan masih relatif aman dari Covid-19.
Baca Juga
Seperti yang dilansir dari Bloomberg pada Selasa (17/3/2020), Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research Pte menuturkan lockdown yang diterapkan Malaysia dapat mengancam pasokan makanan Singapura, yang bergantung pada produk buah-buahan dan sayuran dari Malaysia.