Bisnis.com, JAKARTA - Jaringan Penerbangan Indonesia atau Japri menilai maskapai memang membutuhkan financial relief menghadapi krisis terkait virus Corona. Namun sejauh ini bentuknya belum bisa diketahui secara pasti.
Konsultan penerbangan JAPRI Gerry Soejatman menuturkan industri penerbangan mengalami anjloknya permintaan. Secara global, kata dia, dunia penerbangan bakal kehilangan 50 juta pekerjaan.
Sejauh ini pemotongan gaji telah dilakukan oleh sejumlah manajemen maskapai. Sementara sejumlah maskapai asing juga telah menerapkan kebijakan merumahkan hingga cuti paksa di luar tanggungan.
Belum lagi dengan aksi lockdown yang ditempuh sejumlah negara, salah satunya negara tetangga terdekat yakni Malaysia.
“Financial relief butuh. Tapi mau solusi apa kami juga enggak tahu. Saat ini cuma bisa matching kapasitas dengan tingkat permintaan dan berharap yang terbaik,” jelas Gerry, Selasa (17/3/2020).
Garry pun mencontohkan Korean Air sudah melakukan grounded atas 100 dari 150 armadanya yang tentu berpengaruh terhadap pembatalan penerbangan. Selain itu Cathay Pacific mengurangi frekuensi penerbangan dari 3 kali sehari jadi 1 kali sehari (ke Indonesia), Thai Airways juga berencana membatalkan semua penerbangan ke Jakarta.
Baca Juga
Berdasarkan data Japri, jumlah pemesanan tiket pesawat untuk penerbangan dari Indonesia ke luar negeri turun hingga 70 persen dan pemesanan tiket penerbangan domestik anjlok sekitar 30 persen sebagai dampak Virus corona jenis baru atau Covid-19.
Selain itu Japri menyebut rata-rata penurunan pembelian tiket pesawat itu diperkirakan bisa terus terjadi, bukan hanya sampai pertengahan tahun, tetapi juga hingga akhir tahun ini.
Senada, Direktur PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra mengaku pendapatan maskapai tentunya sangat terganggu akibat wabah Covid-19.
"Lumayan babak belur, tapi ya sudahlah, ada penurunan, tapi kita tidak usah ngomongin gituan. Kalau ditanya ada penurunan pendapatan sudah pasti ada kerugian, tapi seperti saya selalu bilang, kami di direksi di manajemen selalu berupaya untuk membereskan, mencari cara apa yang bisa kami lakukan ke depan," ujar Irfan.