Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Per Maret 2020, Pemerintah Sudah Terbitkan Surat Utang Rp173,77 triliun

Dengan demikian, penerbitan SBN pada per awal Maret 2020 sudah mencapai 23,63% dari keseluruhan kebutuhan pembiayaan yang mencapai Rp741,84 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/3/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/3/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki Maret 2020, pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) hingga Rp173,77 triliun.

Total penerbitan SBN melonjak dibandingkan awal Februari 2020 dimana penerbitan SBN mencapai Rp103,51 triliun. Dengan ini, terdapat lonjakan penerbitan SBN hingga Rp70,26 triliun dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran.

Penerbitan SBN pada per awal Maret 2020 sudah mencapai 23,63% dari keseluruhan kebutuhan pembiayaan yang mencapai Rp741,84 triliun.

Untuk 2020 ini, 93,1% dari kebutuhan pembiayaan bakal dipenuhi melalui SBN, sedangkan sisanya melalui pinjaman. Secara nominal, SBN yang akan diterbitkan mencapai Rp690,51 triliun sedangkan pinjaman yang akan ditarik mencapai Rp51,32 triliun.

Meski demikian, nominal kebutuhan pembiayaan ini masih mengasumsikan bahwa defisit anggaran pada 2020 ini adalah sebesar Rp307,22 triliun atau 1,76% dari PDB. Padahal, defisit sudah diproyeksikan mencapai 2,5% dari PDB akibat wabah Covid-19 yang bakal menekan penerimaan.

Oleh karenanya, strategi pembiayaan yang tepat sasaran pun perlu disusun dan kebijakan-kebijakan perlu dikeluarkan agar penerbitan SBN tidak membebani anggaran di tahun-tahun ke depan.

"Bond stabilization framework itu sudah kita bikin. BI juga melakukan yang sama, BI beli SBN pasar sekunder kalau ada dorongan eksesif yang tidak mencerminkan fundamental," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Penerbitannya SBN juga dijaga agar bisa diterbitkan saat kondisi pasar sedang rasional. "Ini masalah timing dan size [penerbitan SBN]," kata Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper