Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan Indonesia berhasil unjuk gigi di tengah kabut yang menyelimuti industri penerbangan global akibat wabah penyakit virus Corona (Covid-19).
Berkat pasar domestik yang besar, maskapai-maskapai penerbangan Indonesia mampu mempertahankan kapasitasnya kendati dampak wabah virus mematikan itu telah memukul maskapai dan jumlah penumpang di penjuru Asia dan sekitarnya.
Menurut data OAG Aviation Worldwide, kapasitas mingguan penerbangan di negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat di dunia itu relatif stabil yakni sekitar 3 juta kursi.
Permintaan domestik membantu maskapai Indonesia menyerap dampak wabah virus corona yang telah menjalar ke lebih dari 100 negara di dunia dan menggoyang prospek industri global.
Bulan lalu, pemerintah Indonesia meluncurkan insentif fiskal senilai US$742 juta untuk sektor pariwisata, maskapai penerbangan, dan perumahan sebagai bagian dari upaya untuk menyokong pertumbuhan dalam menghadapi meningkatnya tantangan dari virus corona.
Grafik yang tercatat sejak 20 Januari 2020 hingga 9 Maret 2020 menunjukkan kapasitas gabungan penerbangan domestik dan internasional Indonesia tampak stabil di kisaran level 100.
Sumber: OAG Aviation Worldwide
Raihan ini membawa Indonesia yang terdepan dibandingkan dengan lima negara lain di Asia yakni China, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Hong Kong. Sebaliknya, Hong Kong termasuk yang terus mencatatkan penurunan sejak pekan pertama 20 Januari.
Sementara itu, kapasitas domestik China hanya mencapai sekitar separuh dari raihan pada pekan yang dimulai 20 Januari, sedangkan kapasitas internasionalnya hanya 14 persen dari titik itu, seperti dilansir Bloomberg.
Meski merosot jauh dari pekan pada 20 Januari, kapasitas penerbangan China tampak meningkat sepanjang pekan 2-9 Maret setelah otoritas negeri ini menambahkan kembali sekitar 3 juta kursi untuk jaringan domestik.
Perkembangan tersebut setidaknya memberi tanda awal pemulihan pada pasar China, tempat wabah virus corona bermula. Pekan ini, China akan menyediakan sekitar 8,6 juta kursi, dimana 8,3 juta di antaranya (97 persen) adalah kursi penerbangan domestik.