Bisnis.com, LANGKAT - Beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu Unit 3 dan 4, telah memperkuat sistem Sumatera Bagian Utara (SBU).
Manajer Unit Pelaksana Proyek Pembangkit Sumatera 2, Achmad Huirullah mengatakan Unit 3 telah beroperasi secara komersial sejak 26 Juni 2019, sedangkan Unit 4 sejak 5 September 2019.
Beroperasinya pembangkit listrik berkapasitas 2 x 210 MW ini, telah memperkuat keandalan sistem SBU yang tercermin dari kontribusi hingga 16,75 persen terhadap beban puncak sistem SBU. Kinerjanya juga tergolong baik karena tidak pernah terjadi pemadaman akibat gangguan internal maupun eksternal.
Pembangkit yang berlokasi di Kabupaten Langkat ini, telah menyalurkan daya rata-rata sebesar 118,54 juta kWh/bulan ke sistem SBU sejak awal beroperasi. Hingga Februari 2020, total penyaluran tenaga listrik dari PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4 ke sistem SBU sebesar 948,28 juta kWh.
"Daya listrik dari pembangkit tersebut disalurkan untuk memperkuat sistem Sumatra Bagian Utara (SBU) dan disalurkan melalui Interkoneksi Sumatra jaringan transmisi 275 kV Pangkalan Susu – Binjai," katanya pada Selasa (10/3/2020).
Pembangkit ini mampu menurunkan BPP (biaya pokok produksi) sistem SBU, sehingga mampu menghemat Rp82,9 miliar per bulan. Dalam pengoperasianya, PLTU tersebut menggunakan batu bara berkalori 4.200 kcal/kg sebagai bahan bakar utama dengan kebutuhan batubara sebesar 2,16 juta metrik ton per tahun.
Sebagai informasi, pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan Unit 4 telah dimulai sejak 7 Mei 2015. Konstruksi digarap oleh konsorsium Sinohydro Co.Ltd. dan PT Nusantara Energi Mandiri.
Dalam proses pembangunannya, proyek ini telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.200 orang. PLTU Pangakalan Susu Unit 3 dan 4, juga mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40,22 persen.